Model Pembelajaran Bahasa Arab Secara
Khusus
Dosen Pengampuh:
Al- Ustadzah Fadhilah
Samhabib M. Pd
Makalah disusun oleh:
Kinanthi Pandhu Pertiwi / 17010102033
KELOMOK 3
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI KENDARI
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas kehadirat-Nya yang
telah memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kami sehingga makalah yang
berjudul Model Pembelajaran Bahasa Arab Khusus ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna baik dari segi bentuk penyusunannya
ataupun secara keseluruhannya.Apabila terdapat kesalahan penulisan dalam
makalah ini kami mohon maaf yang sebesarnya karena kami juga masih dalam tahap
belajar. Oleh karena itu, penulis mengaharapkan kritik dan saran yang
membangun, agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhirnya, dengan
setulus hati penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian makalah sederhana ini, dan juga kepada para
pembaca yang telah membaca makalah ini. Dan terkhusus kepada dosen pengampuh
mata kuliah Pembelajaran Bahasa Arab di Tingkat Menengah yang telah membimbing
kami dalam menyusun makalah ini.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
yang baik untuk kita semua.Aamiin.
DAFTAR ISI
BAB I……………………………………………………………………………………
PENDAHULUAN……………………………………………………………………....
A.
Latar Belakang…………………………………………………………………..
B.
Rumusan Masalah………………………………………………………………
C.
Tujuan …………………………………………………………………………..
BAB
II…………………………………………………………………………………..
Model
Pembelajaran Bahasa Arab Secara Khusus…………………………………….
BAB
III………………………………………………………………………………….
Kesimpulan
…………………………………………………………………………….
DARTAR
PUSTAKA………………………………………………………………….
SARAN DAN
MASUKAN…………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Istilah model pembelajaran sering dimaknai sama dengan pendekatan
pembelajaran. Bahkan kadang suatu model pembelajaran diberi nama sama
dengan nama pendekatan pembelajaran. Sebenarnya model pembelajaran mempunyai
makna yang lebih luas daripada makna pendekatan, strategi, metode, dan teknik. Model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Dengan kata lain, model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk
mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas dan untuk
menentukan material/perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,
media (film-film), tipe-tipe, program-program media komputer, dan kurikulum
(sebagai kursus untuk belajar).
Hal ini sejalan dengan pendapat Joyce (1992) “Earch model guides
us as we design instruction to helf students achieve various objectis” .
Artinya, setiap model mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran
untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Sejalan
dengan Joyce, Joyce dan Weil (1992:1) menyatakan “Models of teaching are
really models of learning. As we help student acquire information, ideas,
skills, value, ways of thinking and means of expessing themselves, we are also
teaching them how to learn”. Artinya, model pembelajaran merupakan model
belajar. Dengan model tersebut guru dapat membantu siswa mendapatkan
atau memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan
mengekspresikan ide diri sendiri. Selain itu, model belajar juga mengajarkan
bagaimana mereka belajar.
Pada pembahasan sebelumnya, kita
telah mengetahui model-model pembelajaran bahasa Arab secara umum, maka pada
kali ini pemateri akan membahas model-model pembelajaran bahasa Arab secara
khusus yang mana menurut pemateri dapat efektif diaplikasikan dalam proses
belajar mengajar.
B.
Rumusan
Masalah
·
Apa saja model pembelajaran bahasa Arab secara khusus ?
C.
Tujuan
·
Mengetahui model pembelajaran bahasa Arab yang benar-benar efektif
digunakan dalam proses belajar mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
Model Pembelajaran Bahasa Arab Secara
Khusus
Secara garis besar, model pembelajaran adalah prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar. Dapat juga diartikan sebagai suatu pendekatan yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran. Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti
yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini, telah
banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana
sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu
dalam penerapannya.
Model pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam
menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan
(PAIKEM). Model pembelajaran yang menarik dan variatif akan berimplikasi pada
minat maupun motivasi peserta didik dalam mengikuti proses belajar-mengajar di
kelas. Dengan penerapan kurikulum KTSP dan tuntutan untuk mengembangkan model
pembelajaran kreatif maka guru harus pula mampu mengikuti tuntutan perkembangan
dunia pendidikan terkini. Guru harus berani berinovasi dan beradaptasi dengan
metode pembelajaran PAIKEM, seperti Talking Stick, Example non Example, Think
Pair Share dan tidak hanya terpaku pada Metode Ceramah saja. Untuk memperjelas
mengapa model pembelajaran perlu dikembangkan secara berkesinambungan, kita
harus kembali kepada pengertian model pembelajaran secara umum.[1]
Dalam pembelajaran suatu materi (tujuan/kompetensi)
tertentu, tidak ada satu model pembelajaran yang lebih baik dari model
pembelajaran lainnya. Artinya, setiap model pembelajaran harus disesuaikan
dengan konsep yang lebih cocok dan dapat dipadukan dengan model pembelajaran
yang lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam
memilih suatu model pembelajaran harus mempertimbangkan antara lain materi
pelajaran, jam pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, lingkungan
belajar, dan fasilitas penunjang yang tersedia. Dengan cara itu, tujuan
(kompetensi) pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Hal itu sejalan dengan pemikiran Arends (1997:7) yaitu model
pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk
di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahapkegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran, dan engelolaan kelas. Hal itu dengan harapan bahwa
setiap model pembelajaran dapat mengarahkan kita mendesain pembelajaran
untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam pemilihan model pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh :
1) Sifat
dari materi yang akan diajarkan,
2) Tujuan
akan dicapai dalam pengajaran,
3) Tingkat
kemampuan peserta didik,
4) Jam
pelajaran (waktu pelajaran),
5) Lingkungan
belajar, dan
6) Fasilitas
penunjang yang tersedia.
Kualitas model pembelajaran dapat dilihat dari dua aspek,
yaitu proses dan produk. Aspek proses mengacu apakah pembelajaran mampu
menciptakan situasi belajar yang menyenangkan (joyful learning)
serta mendorong siswa untuk aktif belajar dan berpikir kreatif. Aspek
produk mengacu apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan (kompetensi),
yaitu meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan standar kemampuan atau
kompetensi yang ditentukan. Dalam hal ini sebelum melihat hasilnya, terlebih
dahulu aspek proses sudah dapat dipastikan berlangsung baik.
Karena itu, setiap model memerlukan sistem pengelolaan dan
lingkungan belajar yang berbeda. Setiap model memberikan peran yang berbeda
kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas. Sifat materi dari
sistem saraf (penerimaan/proses berpikir) banyak konsep dan informasi-informasi
dari teks buku bacaan materi ajar siswa, di samping banyak kegiatan pengamatan
gambar-gambar. Tujuan yang akan dicapai meliputi aspek kognitif (produk dan
proses) dari kegiatan pemahaman bacaan dan lembar kegiatan siswa (Trianto 2007:
5-6).[2]
Menurut Bapak Ahmad Fuad Effendy, dalam bahasa,
pembelajaran umum kontemporer (masa kini), terdapat beberapa strategi, yang
disebut sebagai model pembelajaran. Antara lain : model pembelajaran Kontekstual,
Quantum, Kooperatif, Berbasis Masalah, aktif-inovatif-
kreatif-efektif-menyenangkan (PAIKEM), Role Playing, Participative Teaching-Learning,
Mastery Learning, Sistem Modul, Berbasis Komputer. Sementara, dalam model
pembelajaran bahasa Arab kontemprer terdapat beberapa model, antara lain : model
pembelajaran Komunikatif-Eklektik, Komunikatif-Kooperatif,
Komunikatif-Kontekstual, Komunikatif-Quantum, Komunikatif Berbasis Masalah, Komunikatif
Berbantuan Komputer, Komunikatif Berbantuan Handpone, Berbasis Nyanyian dan
Permainan.[3]
Dari kedelapan model pembelajaran
bahasa Arab diatas, pemateri dapat mengambil beberapa model pembelajaran yang
dianggap benar-benar efektif diaplikasikan dalam proses belajara mengajar bahasa
Arab pada tingkat menengah, yaitu :
1.
Model Pembelajaran
Komunikatif-Kooperatif
Adalah pembelajaran komunikatif dengan mengadopsi model
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif berasaskan prinsip-prinsip :
saling tergantung secara positif; interaksi interdependence; dengan saling
berhadapan (face to face interaction); setiap individu punya tanggung jawab
untuk keberhasilan kelompok (individual accountability); keterampilan bekerja
sama dan bersosialisasi (collaborative/social skills); bekerja secara efektif
dalam group processing kelompok. Ada beberapa macam pembelajaran kooperatif,
antara lain :
- Think-guru memberikan
pair-share, satu topik atau masalah, siswa diminta untuk memikirkannya,
pair secara berpasangan, share setelah itu dipaparkan di muka kelas.
- Think-guru pair-square,
memberikan satu topik masalah, siswa diminta untuk memikirkannya, pair
secara berpasangan kemudian setiap pasangan mendiskusikannya dengan
pasangan lain sehingga membentuk satu segi empat.
- Square-Expert Group, siswa
dibagi dalam beberapa kelompok, setiap siswa dalam kelompok diberi nomor,
semua anggota dengan nomor yang sama membentuk suatu grup ahli (setiap
group expert ahli dalam mendalami satu topik. Setelah itu, kembali ke
kelompok asalnya dan menjelaskan apa yang telah dipelajari di group ahli.
Model
pembelajaran komunikatif-kooperatif ini bisa diterapkan untuk materi qira’ah,
qawa’id dan kitabah.
2.
Model Pembelajaran
Komunikatif-Kontekstual
Adalah pembelajaran komunikatif dengan penekanan pada
pengaitan isi mata pelajaran dengan situasi di dunia nyata. Filosofi
pembelajaran kontekstual berakara pada paham progresivisme yang intinya bahwa
siswa akan belajar dengan baik apabila apa yang mereka pelajari berhubungan
dengan apa yang merea ketahui dan proses belajar akan produktif jika siswa
berperan aktif dalam proses belajar. Untuk menerapkan pembelajaran ini, ada 6
kunci yang perlu diperhatikan :
- Pembelajaran bermakna;
- Penerapan pengetahuan;
- Berpikir tingkat lebih tinggi;
- Pengembangan kurikulum standar;
- Responsif budaya;
- Penilaian otentik.
Dalam
pembelajaran kontekstual siswa dilatih agar di dalam proses belajar menunjukkan
perilaku: melakukan hubungan yang bermakna, melakukan kegiatan yang signifikan,
mengatur kegiatan belajar sendiri, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif,
memelihara kepribadian, mencapai standar yang tinggi dan menggunakan penilaian
otentik. Dalam pembelajaran bahasa Arab, peran guru adalah menyiapkan bahan
ajar yang kontekstual, standar dan berbasis budaya, serta menyiapkan skenario
pembelajaran yang memungkinkan siswa menunjukkan perilaku sebagaimana
disebutkan di atas.
3.
Model Pembelajaran
Komunikatif-Quantum
Adalah pembelajaran komunikatif yang memberikan penekanan
progresivisme dan kontruktivisme dalam pembelajaran. Pembelajaran quantum
adalah sebuah model pembelajaran yang berupaya “mengorkestrasi” proses
belajar-mengajar agar pembelajar dapat belajar dengan perasaan aman, nyaman dan
menyenangkan. Ciri penanda kelas yang kontstruktivistik adalah :
- Mampu membuat siswa berani
berinteraksi;
- Kerja sama antar siswa
berkembang;
- Tugas dan materi yang
dikembangkan bervariasi dan mengutamakan bahan otentik;
- Kebiasaan menang sendiri dan
benar sendiri dihindarkan;
- Terdapat ruang untuk berani
berbuat dan berani menghadapi tantangan dengan resiko penuh kesalahan.
Untuk
menciptakan kelas seperti itu, guru harus memahami keadaan siswa termasuk
kebiasaan belajarnya dan faktor-faktor penghambat pembelajaran. Setelah itu,
baru dirancang dan diciptakan lingkungan belajar yang mendukung suasana belajar
tersebut, sejalan dengan prinsip-prinsip pembelajaran komunikatif. Ada beberapa
kondisi yang harus diciptakan oleh guru untuk mewujudkan lingkungan belajar
tersebut, antara lain guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
pengalaman belajar sebanyak mungkin dalam proses pembentukan pengetahuan.
Qira’ah dalam pembelajaran misalnya, siswa dibekali pengalaman belajar
memperkaya kosakata, mengenai isi bacaan yang mencakup belajar mengingat dan
menghafal, belajar memahami, belajar mengaplikasikan pengetahuan, menganalisis
dan mengevaluasi, serta belajar mengenai pola dan struktur kalimat. Kondisi
lain yang perlu diciptakan adalah menghubungkan pelajaran dengan konteks yang
realistis dan relevan, menghubungkan materi bacaan atau percakapan dengan dunia
nyata yang dimiliki oleh siswa.
4.
Model Pembelajaran Komunikatif
Berbasis Masalah
Adalah pembelajaran komunikatif yang mengarahkan siswa menjadi
pembelajar mandiri yang terlibat secara aktif dalam pemecahan masalah secara
berkelompok. Model pembelajaran ini mengembangkan keterampilan siswa dalam
berpikir, melakukan analisis, mencari data dan informasi, untuk mendapatkan
solusi dari suatu permasalahan, kemudian memaparkan hasilnya.
Keterampilan
pemecahan masalah seperti membuat tabulasi, menyusun daftar, menghitung
persentase, membuat diagram, grafik dan sebagainya, untuk pelajaran bahasa Arab
dapat dilatihkan qira’ah. Dalam pelajaran, siswa diberi teks kemudian siswa
ditugasi untuk mengungkapkan kembali isi teks dalam bentuk diagram, grafik dan
sejenisnya. Model pembelajaran ini bisa juga diterapkan dalam keterampilan
menulis (maharoh kitabah) secara berkelompok. Siswa diberi suatu
masalah. Dalam kelompok-kelompok kecil siswa mendiskusikan masalah tersebut
berdasarkan pengetahuan yang telah mereka miliki. Kemudian mereka mencari data,
informasi dan referensi yang diperlukan, untuk didiskusikan lagi dalam
kelompok. Demikian berulang-ulang sampai menemukan jawaban atas permasalahan
yang diberikan oleh guru dan menuliskannya dalam bentuk laporan.
5.
Model Pembelajaran Komunikatif
Berbantuan Komputer
Di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ini,
lahir berbagai istilah antara lain Computer Assisted Language Learning (CALL),
yaitu pembelajaran berbahasa berbantuan komputer. Dalam pembelajaran bahasa
dengan pendekatan komunikatif berbantuan komputer (Communicative CALL), peran
komputer adalah sebagai berikut :
- Sebagai tutor yang memberikan
arahan kepada para pembelajar bagaimana menggunakan bahasa bukan
mendeskripsikan bentuk-bentuk bahasa.
- Stimulus dalam bentuk program
yang memberikan motivasi kepada pembelajar untuk melakukan kegiatan
berbicara dan menulis.
- Alat/Tool seperti dalam
program-program yang tidak secara langsung mengembangkan materi kebahasaan
tapi memungkinkan pembelajar untuk memahami dan menggunakan bahasa. Banyak
manfaat dari penggunaan CALL, antara lain sebagai berikut.
- Dapat memotivasi belajar para
pembelajar karena mereka merasa berada dalam satu level dengan pembelajar
bahasa asing lainnya;
- Meningkatkan secara signifikan
pemerolehan bahasa mereka, baik yang bersifat reseptif maupun produktif;
- Mendorong pembelajar untuk
meningkatkan kemampuan teknologi komputer mereka termasu penggunaan
multimedia. Pengajar bahasa Arab bisa merancang berbagai program
pemanfaatan komputer untuk menunjang peningkatan kompetensi pembelajar
dalam berkomunikasi dengan bahasa Arab.
6.
Model Pembelajaran Bahasa Berbasis
Nyanyian dan Permainan
Pengajaran bahasa Arab di madrasah sudah dimulai di tingkat
madrasah ibtidaiyyah. Bahkan akhir-akhir ini di Indonesia muncul semangat untuk
mengajarkan bahasa Arab sejak pendidikan usia dini. Sayangnya, banyak yang
tidak menyadari bahwa pembelajaran bahasa Arab untuk anak (al-‘arabiyyah lil
Athfal) adalah yang bersifat khusus, bukan merupakan miniatur dari pembelajaran
bahasa Arab untuk orang dewasa. Pembelajaran bahasa untuk anak-anak haruslah
selaras dengan perkembangan kejiwaan mereka. Usia anak-anak identik dengan nyanyian
dan permainan. Oleh karena itu, salah satu karakteristik pembelajaran untuk
anak usia dini bahkan sampai usia SD kecil adalah penggunaan media nyanyian dan
permainan untuk menunjang efektifitas pembelajaran. Hal ini juga berlaku untuk
pembelajaran bahasa termasuk bahasa Arab.[4]
BAB III
KESIMPULAN
·
Model adalah suatu objek atau konsep
yang digunakan untuk mempresentasikan suatu hal. Sedangkan pembelajaran
merupakan pengeluaran dari pemrosesan informasi yang berupa kecakapan manusia.
·
Model pembelajaran merupakan salah
satu komponen utama dalam menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif,
kreatif dan menyenangkan (PAIKEM).
·
Model pembelajaran bahasa Arab yang
bersifat khusus dapat dipilih dengan menyesuaikan dengan konsep yang lebih
cocok dan dapat dipadukan dengan model pembelajaran yang lain untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam memilih suatu model
pembelajaran harus mempertimbangkan antara lain materi pelajaran, jam
pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, lingkungan belajar, dan
fasilitas penunjang yang tersedia. Dengan cara itu, tujuan (kompetensi)
pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai.
·
Beberapa model pembelajaran bahasa
Arab yang bersifat khusus (menurut pemateri) sebagai berikut :
1. Model
Pembelajaran Komunikatif-Kooperatif, adalah pembelajaran komunikatif dengan
mengadopsi model pembelajaran kooperatif.
2. Model
Pembelajaran Komunikatif-Kontekstual, adalah pembelajaran komunikatif dengan
penekanan pada pengaitan isi mata pelajaran dengan situasi di dunia nyata.
3. Model
Pembelajaran Komunikatif-Quantum, adalah pembelajaran komunikatif yang
memberikan penekanan progresivisme dan kontruktivisme dalam pembelajaran.
4. Model
Pembelajaran Komunikatif Berbasis Masalah, adalah pembelajaran komunikatif yang
mengarahkan siswa menjadi pembelajar mandiri yang terlibat secara aktif dalam
pemecahan masalah secara berkelompok.
5. Model
Pembelajaran Komunikatif Berbantuan Komputer, yaitu pembelajaran berbahasa
berbantuan komputer.
6. Model
Pembelajaran Bahasa Berbasis Nyanyian dan Permainan, pengajaran bahasa Arab di
madrasah sudah dimulai di tingkat madrasah ibtidaiyyah.
DAFTAR
PUSTAKA
1. https://gugumgumilarblog.wordpress.com/makalah-tentang-model-model-pembelajaran-bahasa-arab. Diaskes pada tanggal 1 April
2019, Pukul 7.45 PM.
2. https://aguswuryanto.wordpress.com/prinsip-pendekatan-metode-teknik-strategi-dan-model-pembelajaran. Diaskes pada tanggal 1 April
2019, Pukul 06.21 PM.
3. https://munawarmadina.blogspot.com/model-model-pembelajaran-bahasa-arab-kontemporer. Diaskes pada tanggal 30 Maret
2019, Pukul 10.40 AM.
SARAN DAN MASUKAN
[1] https://gugumgumilarblog.wordpress.com/makalah-tentang-model-model-pembelajaran-bahasa-arab. Diaskes pada tanggal 1 April 2019, Pukul
7.45 PM.
[2] https://aguswuryanto.wordpress.com/prinsip-pendekatan-metode-teknik-strategi-dan-model-pembelajaran. Diaskes pada tanggal 1 April 2019, Pukul 06.21
PM.
[3] https://munawarmadina.blogspot.com/model-model-pembelajaran-bahasa-arab-kontemporer. Diaskes pada tanggal 30 Maret 2019, Pukul
10.40 AM.
[4] https://gugumgumilarblog.wordpress.com/makalah-tentang-model-model-pembelajaran-bahasa-arab. Diaskes pada tanggal 1 April 2019, Pukul
9.39 PM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar