Contoh makalah Dakwah Nabi Muhammad SAW secara Sembunyi- sembunyi dan Terang-terangan

 

Dakwah Nabi Muhammad SAW secara Sembunyi- sembunyi dan Terang-terangan

 

 

 

 

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam Program studi Pendidikan Bahasa Arab Semester IV

 

Disusun Oleh

Ika Purnama Sari         : 17010102036

Muslihah                     : 17010102037

 

 

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI

2019

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar belakang

Perkembangan zaman sekarang ini membuat para pemuda merasa malas untuk mempelajari aturan-aturan Islam, hakikat islam dan tata cara melakukan peribadatan sesuai yang diwajibkan oleh Allah SWT dan sesuai dengan tuntunan nabi Muhammad SAW. Melihat permasalahan ini, diperlukan seruan-seruan secara terus menerus untuk menjaga konsistensi agama Islam agar tetap solid. Semakin banyak umat Islam yang tidak memahami mengenai ajaran Islam, semakin mudah Islam tercerai berai karena sedikit hasutan saja.

Peran pendakwah memang sangat berat sekali dalam meluruskan akidah yang keliru. Jika kita merujuk dan mengingat bagaimana Rosulullah melakukan dakwah mensyiarkan ajaran Islam ke seluruh dunia, saya yakin tidak akan ada orang di zaman ini yang sanggup melakukannya.  Bukan hanya cacian dan makian yang di terima oleh Kekasih Allah ini, akan tetapi nyawapun rela dikorbankan demi tegaknya agama Allah.

 

B.     Rumusan masalah

                              1.            Bagaimanakah keadaan bangsa Arab sebelum islam datang?

                              2.            Bagaimanakah metode nabi dalam menyampaikan dakwahnya?

                              3.            Factor apakah yang menyebabkan kaum Quraisy menentang dakwah Nabi SAW?

C.    Tujuan

                              1.            Agar pembaca dapat mengetahui bagimana keadaan bangsa Arab sbelum islam datang

                              2.            Agar pembaca dapat mengetahui  metode apa yang ditempuh Nabi SAW untuk mendakwahkan ajaran agamanya

                              3.            Agar pembaca dapat mengetahui factor apa yang menyebabkan kaum Quraisy menentang dakwah Nabi SAW

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian

 

Kata dakwah menurut bahasa atau etimologis adalah berasal dari kata da’a, yad’u, da’watan. Kata da’a mengandung arti menyeru, memanggil, dan mengajak.

Sejarah dakwah dapat di artikan sebagai peristiwa dimasa lampau umat manusia dalam upaya mereka menyeru, memanggil dan mengajak umat manusia kepada islam serta bagaimana reaksi umat yang diseru dan perubahan-perubahan apa yang terjadi setelah dakwah digulirkan, baik langsung maupun tidak langsung.

Dari uraian tersebut tergambar bahwa dakwah merupakan akumulasi dan proses transpormasi dan aktualisasi nilai-nilai keimanan yang dilakukan seorang muslim atau suatu lembaga ke Islaman dan merealisasikan dan mewujudkan Islam sebagia ajaran, pandangan, dan kebutuhan hidup umat manusia.[1]

 

 

B.     Keadaan Bangsa Arab Sebelum Islam Datang

 

Secara umum bangsa Arab dikenal sebagai masyarakat Jahiliyah, zaman kebodohan, atau dalam istilah sebelum risalah Nabi Muhammad saw, kondisi kehidupan masyarakat Arab Al-Qur`an diisyaratkan sebagai kehidupan Adz-Dzulumat. Moral masyarakat tampak dalam aktifitas tercelanya seperti minum-minuman keras, berjudi, berzina, riba dan mengubur anak perempuan hidup.  Disebut demikian, karena kondisi sosial, politik, dan kehidupan spiritualnya.

Mereka tidak memiliki sistim pemerintahan dan hukum yang ideal, dan tidak mengindahkan nilai-nilai moral. Tingkat keberagamannya hampir kembali pada masyarakat primitif yang jauh dari Nur Ilahi. Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat Arab Jahiliyah, atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Dalam bidang agama, umumnya masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh dari Ajaran Agama Tauhid.

Menjelang usianya yang ke 40, rasul saw sudah terbiasa memisahkan diri dari kegalauan masyarakat, dan beliau berkhalwat ke gua hira. Pada tanggal 17 ramadhan tahun 611 Masehi, malaikat Jibril datang menyampaikan Wahyu Allah yang pertama yaitu surat al-alaq ayat 1-5.

Dengan turunnya Wahyu pertama, berarti Nabi Muhammad SAW telah dipilih oleh Allah sebagai Rasul, namun rasul belum diperintahkan untuk menyeru manusia kepada Agama Islam. Setelah Wahyu pertama itu turun, Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lama sementara Nabi Muhammad SAW menantikannya dan selalu datang ke Gua Hira’. Dalam proses penantian Jibril, kemudian baru turun Wahyu yang kedua membawa perintah kepada Rasulullah SAW.

Artinya : Hai orang yang berselimut bangun, dan berilah peringatan. Hendaklah engkau besarkan Tuhanmu. dan bersihkanlah pakaianm. tinggalkan perbuatan dosa. dan janganlah engkau memberi ( dengan maksud ) memperoleh ( balasan ) yang lebih banyak. dan untuk ( untuk memenuhi perintah ) Tuhanmu bersabarlah. ( Al- Muddatsir 1-7 )

Dengan turunnya ayat ini maka dimulailah dakwah Rasulullah dalam menyampaikan risalah Islam.[2]

 

C.    Metode Dakwah Nabi Muhammad SAW

 

                              1.            Dakwah Nabi SAW Secara Sembunyi-sembunyi (selama 3 tahun)

 

Pada saat masyarakat Arab melaksanakan peribadatan terhadap Ka’bah dan penyembahan berhala, juga patung-patung yang disucikan oleh seluruh Bangsa Arab, cita-cita Rasulullah SAW untuk memperbaiki keadaan mereka tentu bertambah sulit. Akan tetapi, dalam menghadapi kondisi tersebut tindakan yang paling bijaksana adalah dengan memulai dakwah secara sembunyi-sembunyi, agar penduduk Makkah tidak kaget karena harus menghadapi sesuatu yangmenggusarkan mereka dengan tiba-tiba.

Rasulullah SAW menampakkan Islam pada awal mulanya kepada orang yang  paling dekat dengan beliau, anggota keluarga dan sahabat karib beliau. Mereka adalah orang yang sudah beliau kenal baik, dan mereka mengenal baik beliau, mereka yang diketahui mencintai kebaikan dan kebenaran, dan mereka juga mengenal kejujuran dan kelurusan beliau. Mereka yang diseru ini,langsung memenuhi seruan beliau, karena mereka sama sekali tidak mengasingkan keagungan diri beliau dan kejujuran kabar yang beliau sampaikan. Mereka dikenal dengan As-Sabiqunal Awwalun "yang terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam, yaitu istri beliau, Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid, pembantu beliau, Zaid bin Haritsah, anak paman beliau, Ali bin Abu Thalib, dan sahabat karib beliau Abu Bakar Ash-Siddiq. Mereka adalah orang-orang yang masuk Islam pada hari pertama dimulainya dakwah.Abu Bakar sangat bersemangat dalam berdakwah kepada Islam, sehingga dia menyeru kepada orang-orang dari kaumnya yang dapat dipercayainya, dan ada beberapa orang yang masuk Islam,seperti Utsman bin Affan, Az-Zubair bin Al-Awwan Al-Asady, Abdurrahman bin Auf,sa’ad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah.Mereka masuk Islam secara sembunyi-sembunyi.[3] 

Setelah melihat kejadian di sana-sini, ternyata dakwah Islam sudah di dengar orang-orangQuraisy pada tahapan ini, sekalipun masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perorangan,namun mereka tidak peduli. tapi, seiring waktu, ada pula perasaan khawatir yang mulai menghantui mereka karena pengaruh tindakan beliau, dan mereka mulai menaruh perhatian terhadap dakwah beliau. Selama tiga tahun dakwah masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perorangan. Selama jangka waktu ini telah terbentuk sekelompok orang-orang mukmin yang saling menguatkan hubungan persaudaraan dan saling membantu. Penyampaian dakwah terus dilakukan, hingga turun wahyu yang mengharuskan Rasulullah saw menampakkan dakwah kepada kaumnya,menjelaskan kebatilan mereka dan menyerang berhala-berhala sesembahan mereka

Setelah turun ayat قُمْ فَأَنْذِرْ (Bangunlah dan berilah peringatan!), Rasūlullāh akhirnya sadar bahwa beliau telah diutus oleh Allāh untuk mengemban risalah, suatu beban dan tanggung jawab serta amanat yang sangat berat, yaitu mendakwahi manusia yang kala itu dalam keadaan serusak-rusaknya manusia, secara umum di muka bumi dan secara khusus di kota Mekkah. Mulai dari merebaknya perzinahan, saling membunuh (peperangan antar kabilah), perjudian, minum khamr, berbagai macam kesyirikan, seperti penyembelihan kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla, perdukunan, pengkeramatan terhadap hewan-hewan dan bahkan di Ka’bah ada 360 berhala yang berada di sekitarnya.

 

                              2.            Dakwah Nabi SAW Secara Terang-terangan

 

Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Ketika orang-orang yang menganut islam sudah semakin banyak, mulai dari puluhan lelaki mzupun wanita, kebanyakan dari mereka merupakan orang-orang fakir, kaum budak, dan orang-orang Quraisy yang tidak memiliki kedudukan.

Tidak berapa lama kemudian turunlah ayat (al-hijr ayat 94) kepada Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :

“ Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musrik. Sesungguhnya kami memelihara kamu dari kejahatan orang-orang yang memperolok-olokan kamu.

Sesudah ayat ini turun, mulailah Rasulullah SAW menyeru segenap lapisan manusia kepada agama Islam secara terang-terangan baik golongan bangsawan maupun hamba sahaya. Beliau berdiri diatas bukit shafa lalu berseru ” wahai masyarakat kuraisy Maka semua suku quraisy berkumpul memenuhi seruan rasul lalu rasul berkata” Bagai mana pendapatmu sekalian kalau kuberi taukan kamu bahwa pada permukaan bukit ini ada pasukan berkuda, percayakah kamu? ‘ ya, jawab mereka. Engkau belum pernah kami lihat berdusta.

” Aku mengingatkan kamu sekalian, sebelum menghadapi siksa yang sangat berat” Banu Abdul Muthalib, Banu Abdul Manaf, Banu Zuhra, Banu Taim, Banu Makhzum, dan Banu Asad. Allah memerintahkan aku memberi peringatan kepada keluarga-keluarga dekatku, baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat. Tidak ada suatu keuntungan yang dapatku berikan kepadamu selain kamu ucapkan” Tidak ada Tuhan selain Allah”.

Lalu Abu Lahab angkat bicara, Sambil meneriakkan,” celaka kau hari ini. Untuk itu kau kumpulkan kami hari ini.?” Rasul terdiam tidak dapat berbicara lagi, setelah itu datanglah wahyu kepada Rasul :

Celakalah kedua tangan Abu Lahab, dan celakalah Ia. Tidak ada gunanya harta dan apa yang diusahanya, kelak dia akan mhusaasuk api yang begejolak (neraka).Dan begitu pula istrinya pembawa kayu bakar( Penyebar fitnah ) di lehernya ada tali sabut yang di pintal. (QS. Al-lahab: 1-5).

Semenjak peristiwa itu kemarahan Abu Lahab dan sikap permusuhan dikalangan orang quraisy makin besar. Namun semangat dakwah rasul dan sahabat tidak dapat di rintangi untuk menyebarkan dakwah Islam di mekkah. Setiap hari ada saja penduduk mekah yang masuk Islam mereka tertarik dengan ajaran Islam yang lembut dan hidup saling berkasih sayang dan saling bersaudara. [4]

Setelah dakwah terang-terangan pemimpin Quraisy mulai berusaha menghalangi dakwah Rasul. Semakin bertambanya jumlah pengikut Rasul, semakin keras tantangan yang dilancarkan kaum Quraisy terhadap dakwah Rasul.

 

 

 

 

D.    Rintangan Dalam Jalan Dakwah Nabi SAW

 

Permusuhan kaum Quraisy kepada Nabi SAW dan para sahabatnya semakin keras dan gencar. Nabi SAW mengalami berbagai penganiayaan. Demikian pula dengan para pengikut ajaran beliau, masing-masing mereka juga mendapatkan banyak dan dahsyatnya penyiksaan dari kaum Quraisy.

a.       Di antara jalan yang halus adalah:

·         Melakukan negosiasi kepada Abu Thalib agar Muhammad menghentikan dakwahnya.

·         Menawarkan kepada Muhammad apa saja yang diinginkan  baik harta, wanita, kedudukan, atau dokter kalau memang beliau memiliki kelainan jiwa.

·          Menawarkan ibadah secara bergantian.

b.      Di antara jalan yang agak setengah kasar adalah dengan:

·         Mencemooh, menghina, melecehkan, mendustakan, serta menertawakan, seperti dituduh sebagai orang gila.

·         Melontarkan propaganda palsu dengan mengatakan bahwa ajaran Muhammad adalah dongeng orang-orang terdahulu.

c.       Di antara tindakan kasar antara lain:

·         Menebar duri di tempat Rasulullah lewat.

·         Melakukan penyiksaan kepada beberapa pengikut Islam.

·         Upaya pembunuhan Nabi Muhammad SAW.[5]

 

 

E.     Faktor Penyebab Penentangan Dakwah Nabi SAW

·         Persaingan merebut kekuasaan

·         Penyamaan antara hak antara kasta bangsawan dan kasta hamba sahaya

·         Takut dibangkitkan dari alam kubur

·         Taklid kepada nenek moyang

·         Memperniagakan patung

BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Tidak diragukan lagi bahwa kerahasiaan dakwah Nabi SAW selama bertahun-tahun pertama bukan karena kekhawatiran Nabi SAW terhadap dirinya. Hal ini karena ketika beliau dibebankan oleh perintah ini beliau sadar bahwa dirinya adalah utusan Allah SWT untuk umat manusia. Karena itu, beliau yakin bahwa Tuhan yang mengutus dan memberinya tugas dakwah ini mampu melindungi dan menjaganya dari gangguan manusia.

Dilakukannya dakwah secara sembunyi-sembunyi ini karena saat itu Nabi SAW tidk memiliki sekutu yang kuat, hingga beliau memilih dengan metode dakwah sembunyi-sembunyi. Langkah pertama dalam memulai berdakwah adalah kepada keluarga dan kerabatnya. Tentu tidaklah mudah karena di keluarganya pun tidak serta merta langsung menerima dakwah beliau. Selanjutnya dakwah diperluas kepada para sahabat atau teman dan kenalan Beliau hingga akhirnya tersebutlah sejumlah nama yang menerima Islam pada awal-awal dakwah beliau. Mereka yang merupakan generasi pertama masuk Islam dinamakan Assaabiquunal Awwaluun.

Nabi SAW menyampaikan dakwah islam secara terang-terangan kepada Quraisy setelah turunnya wahyu kedua yang menyeru kepada Nabi agar memberikan peringatan kepada kaumnya. Hal ini mengejutkan mereka sehingga mereka menentang jalan dakwah yang dilakukan oleh Nabi berupa penganiayaan dan penyiksaan.

B.     Saran

Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, penulis mengharapkan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah kami. Semoga makalah kami dapat menambah wawasan kepada pembaca dan lebih khusus kepada penulis.

C.    Daftar pustaka

 

Sa’id, Muhammad  Ramadhan. 1999.  Sirah Nabawiyah. Jakarta:Robbani Press.

 

Murodi. 2013. Dakwah Islam dan Tantangan Masyarakat Quraisyi. Jakarta:Prenadamedia.

 

https://marwancihui.blogspot.com/2014/04/makalah-dakwah-nabi-muhammad. Diakses pada 8 april 2019, 09:32

 

https://www.kompasiana.com/firdaus45.com/56515acd8023bdf006c524d1/definisi-dan-sejarah-dakwah-nabi-muhammad. Diakses pada 9 april 2019, 20:18

 



[3] Muhammad Sa’id Ramadhan, Sirah Nabawiyah, (Jakarta:Robbani Press, 1999), hal.70

[4] Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan, Sirah Nabawiyah, (Jakarta:Robbani Press, 1999), hal.76

[5] Dr. Murodi, Dakwah Islam dan Tantangan Masyarakat Quraisyi, (Jakarta:Prenadamedia, 2013), hal.73

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Makalah ulumul qur'an

  BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Memahami al-Qur’an banyak kaitannya dengan variable-variabel yang harus dikuasai, baik kaita...