BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    LATAR BELAKANG

Kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang mengandung kata dasar value “nilai”. Secara istilah evaluasi berkaitan dengan keyakinan bahwa suatu hal itu baik dan buruk, benar atau salah, kuat atau lemah, cukup atau belum, dan sebagainya.

Dalam kamus ilmiah populeh yang dikarang oleh Pius A Partanto dan M Dahlan Al Barry,”evaluasi” dapat diartikan sebagai penaksiran, penilaian, perkiraan keadaan, penentuan nilai.

            Evaluasi pendidikan mencakup semua komponen, proses pelaksanaan dan produk pendidikan secara total, dan di dalamnya terakomodir tiga konsep, yaitu: memberikan pertimbangan (judgement), nilai (value), dan arti (worth). Dengan demikian evaluasi pendidikan dapat berupa:

1.      Evaluasi context / tujuan / kebijakan

2.      Evaluasi input, seperti evaluasi tehadap peserta didik, pendidik, prasarana dan sarana, kurikulum / program, serta input lingkungan.

3.       Evaluasi proses, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap proses atau  kegiatan pendidikan atau pembelajaran yang sedang berlansung.

4.       Evaluasi hasil / produk.

5.      Evaluasi “outcomes” (dampak)          

Evaluasi merupakan landasan utama dalam setiap pengambilan kebijakan kependidikan, baik mengenai pengembangan kurikulum, perlunya pemberian remediasi (penguatan, les tamahan), pemberdayaan kinejra tenaga pengajar dalam menggunakan metodologi, maupun dalam menentukan kelulusan siswa dll.

Evaluasi didefinisikan sebagai proses kegiatan yang terencana untuk mengetahui dan menilai keadaan suatu obyek (proses pendidikan) dengan menggunakan instrument tertentu dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur tertentu  (tujuan yang telah ditetapkan), sehingga diperoleh suatu kesimpulan (penilaian, kualifikasi, obyektifikasi) dalam rangka pengambilan keputusan atau kebijakan tertentu.

Istilah evaluasi sama artinya dengan asasmen, pengukuran dan tes. Istilah-istilah tersebut mempunyai maksud dan tujuan yang sama, akan tetapi ada perbedaan dalam hal cakupan yang dianalisa. Evaluasi ini dapat berupa tes maupun non tes, disesuaikan dengan apa yang akan kita evaluasi.

Tujuan utama evaluasi adaalah untuk mengetahui tingkat efektifitas (ketepatan dalam pencapaian tujuan) dan efisiensi (penggunaan tenaga, saran, biaya dan waktu yang minimal) seuatu proses pendidikann secara menyeluruh, bukan hanya prestasi siswa semata.[1]

 

B. RUMUSAN MASALAH

1)      Kedudukan evaluasi pembelajaran?

2)      Tujuan evaluasi pembelajaran?

3)      Prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran?

 

C. TUJUAN

1)   Untuk memberikan informasi tentang kedudukan evaluasi pembelajaran

2)   Untuk mengetahui tujuan evaluasi pembelajaran

3)   Untuk menambah wawasan tentang prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.  KEDUDUKAN EVALUASI PEMBELAJARAN

 

Kedudukan evaluasi dalam belajar dan pembelajaran sungguh sangat penting, dan bahkan dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan keseluruhan proses belajar dan pembelajaran. Penting karena dengan evaluasi diketahui apakah belajar dan pembelajaran tersebut telah mencapai tujuan ataukah belum. Dengan evaluasi juga akan diketahui faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tersebut berhasil dan faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tidak atau belum berhasil. Tidak hanya itu, dengan evaluasi juga diketahui dimanakah letak kegagalan dan kesuksesan belajar dan pembelajaran. Padahal diketahuinya hal tersebut, akan dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam mengadakan perbaikan belajar dan pembelajaran.

            Pada proses pendidikan evaluasi dilakukan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang dilakukan, serta untuk mengetahui apakah kompetensi dasar dan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai oleh peserta didik melalui pembelajaran.

            Evaluasi pendidikan mencakup semua komponen, proses pelaksanaan dan produk pendidikan secara total, dan di dalamnya terakomodir tiga konsep, yaitu: memberikan pertimbangan (judgement), nilai (value), dan arti (worth). Dengan demikian evaluasi pendidikan dapat berupa:

6.      Evaluasi context / tujuan / kebijakan

7.      Evaluasi input, seperti evaluasi tehadap peserta didik, pendidik, prasarana dan sarana, kurikulum / program, serta input lingkungan.

8.       Evaluasi proses, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap proses atau kegiatan pendidikan atau pembelajaran yang sedang berlansung.

9.       Evaluasi hasil / produk.

10.  Evaluasi “outcomes” (dampak)

 

Secara keseluruhan evaluasi pendidikan akan muncul pada:

1.  Awal kegiatan pendidikan.

Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan dan kemampuan peserta didik    sehingga memungkinkan tenaga pengajar menyusun rancangan pendidikan sesuai dengan peserta didik, dengan selalu berpijak pada kompetensi yang akan di capai.

2.  Pada saat proses pendidikan atau belajar mengajar sedang berlangsung.

Evaluasi ini dapat merupakan evaluasi proses pelaksanaan pembelajaran dan komponen pendidikan. Evaluasi proses di awali pada tahap pertama pembelajaran di laksanakan dan secara runtun sampai pada akhir pendidikan. Melalaui evaluasi proses akan tampak dengan jelas apakah rencana penddidikan yang telah di susun dapat dilaksanan dengan baik. Apakah langkah-langkah yang disusun terlaksana dengan baik?  Jika tidak faktor-faktor apakah yang menyebabkan nya. Untuk ini diperlukan evaluasi komponen-konponen pendidikan dan evaluasi mata pelajaran.

3. Pada akhir kegiatan pendidikan atau pembelajaran.

Kegiatan ini di maksusdkan untuk menentukan tingkat pencapaian peserta didik dalam belajar. Evluasi seperti ini dapat juga di lakukan pada akhir satuan mata pelajaran.

Pembelajaran merupakan suatu system yang memiliki komponen yang saling berinteraksi, berinterelasi dan berinterdependensi, salah satu komponenenya adalah evaluasi, dengan demikian evaluasi merupakan satu bagian yang tidak bisa dipisahkan dari proses pembelajaran dan ini menjadi bukti bahwa evaluasi mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting terhadap pembelajarandan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya

Dalam cakupan luasnya evaluasi pembelajaran memiliki kedudukan dalam proses pendidikan. Bahwa evaluasi merupakan umpan balik dalam proses pendidikan dengan mendapatkan segala informasi yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan, masukan dan transformasi yang ada dalam proses pendidikan itu sendiri. Kedudukan evaluasi dalam proses pendidikan bersifat intergatif, setiap ada proses pendidikan pasti ada evaluasi.[2]

Proses pembelajaran dimaksudkan agar guru dapat mencapai tujuan pembelajaran dan peserta didik dapat menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Tujuan atau kompetensi tersebut biasanya sudah dirancang dalam perencanaan pembelajaran yang berbentuk tujuan pembelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar dan  indikator. Untuk mengetahui hingga mana peserta didik mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu, maka Anda harus melakukan tindakan evaluasi. Dalam proses pembelajaran, Anda akan mengatur seluruh rangkaian kegiatan  pembelajaran, mulai dari membuat disain pembelajaran, melaksanakan  kegiatan pembelajaran, bertindak mengajar atau membelajarkan, melakukan evaluasi pembelajaran termasuk proses dan hasil belajar yang berupa “dampak pengajaran”. Peran peserta didik adalah bertindak belajar, yaitu mengalami proses belajar, mencapai hasil belajar, dan menggunakan hasil belajar yang digolongkan sebagai “dampak pengiring”. Melalui belajar, diharapkan kemampuan mental peserta didik semakin meningkat sesuai dengan perkembangan peserta didik yang beremansipasi diri, sehingga ia menjadi utuh dan mandiri.[3]

 

B.  TUJUAN EVALUASI PEMBELAJARAN

 

Tujuan utama dari evaluasi adalah meningkatkan kualitas pembelajaran maksud lainya adalah untuk mendapatkan laporan apakah siswa telah atau belum menguasai suatu kompetensi suatu dasar tertentu yang di persyaratkan dalam standar kompetensi lulusan. Sedangkan lebih rinci evaluasi bertujuan untuk:

1.      Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa baik secara individu maupun kelompok.

2.      Mengukur pertumbuhan dan pelajar siswa baik secara individu dan kelompok.

3.      Mengetahui tingkat efektivitas dan efesiensi berbagai komponen pembelajaran yang dipergunakan guru dalam jangka waktu tertentu baik tujuan, sumber, alat dan media, metode maupun pendekatan.

4.      Mendiagnosis kesulitan belajar siswa sehingga dapat menentukan tindak lanjut pembelajaranya.

5.      Mengetahui hasil / perubahan, sikap, nilai dan keterampilan siswa sebagai akibat siswa dari pembelajaran.

6.      Mengetahui tingkat implementasi dan pencapaian kurikulum yang telah di rumuskan oleh sekolah.

7.      Memotifasi siswa untuk belajar.

8.      Memotivasi guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang lebih baik.

9.      Membantu siswa untuk menentukan karir atau lanjutan pendidikan setingkat di atasnya.

 

        Jadi dapat dipahami bahwa tujuan evaluasi tidak sekedar menilai siswa, tetapi meliputi seluruh komponen proses pembelajaran sepertii guru, tujuan, sumber, alat dan media, metode, pendekatan, sistem maupun bimbingan.[4]

Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku pada diri siswa. Oleh sebab itu, dalam evaluasi hendaknya diperiksa sejauh mana perubahan tingkah laku siswa telah terjadi melalui proses belajarnya. Dengan mengetahui tercapainyatidaknya tujuan pembelajaran, dapat diambil tindakan perbaikan  proses pembelajaran dan perbaikan siswa yang bersangkutan. Dengan perkataan lain, hasil penilaian tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui tercapai tidaknya perubahan tingkah laku siswa, tetapi juga umpan balik bagi upaya memperbaiki proses pembelajaran.

 

Tujuan evaluasi pendidikan dibagi menjadi dua, yaitu:

1.      Tujuan umum

Secara umum tujuan evaluasi dalam pendidikan ada 2, yaitu:

a.       Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Dengankata lain, tujuan umum dari eveluasi dalam pendidikan adalah untuk memperoleh data pembuktian, yang akan menjadi petunjuk sampai dimana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujuan kulikuler, setelah mereka menempuh proses pembeljaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

b.       Untuk mengetahui tingkat efektifitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangaka waktu tetentu. Jadi tujuan umum yang kedua, dari evaluasi pendidikan adalah untuk mengukur dan menilai sampai dimanakah efektifitas mengajar dan metode-metode mengajar yang telah diterapkan oleh pendidik serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik.

2.      Tujuan khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah:

a.       Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan. Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan pada diri peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatakan prestasinya masing-masing.

b.      Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti pogram pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atu cara-cara perbaikannya.[5]

Evaluasi yang dilakukan secara berkesinambungan dapat membantu evaluator untuk membuat perkiraan  apakah tujuan program yang telah dirumuskan dapat dicapai pada watu yang telah ditentukan ataukah tdak. Apabila dari hasil evaluasi itu diperkirakan bahwa tujuan tidak dapat trecapai dalam waktu yang telah ditentukan, maka evaluator akan berusaha mencaari factor-faktor penyebab kegagalan tersebut dan mencari problem solving atas masalah dari hasil evaluasi.[6]

 

C.    PRINSIP-PRINSIP EVALUASI PEMBELAJARAN

Prinsip tidak lain adalah pernyataan yang mengandung kebenaran. Hampir sebagian besar, jika dikatakan benar untuk semua kasus. Hal ini sesuai dengan pendapat cross yang mengatakan bahwa a priniple is a statement that holds in most if not all cases. Keberadaan prinsip bagi seorang guru mempunyai arti penting. Karena dengan memahami prinsip evaluasi dapat menjadi petunjuk atau keyakinan bagi dirinya atau guru lain guna merealisasi evaluasi dengan cara benar. [7]

Dalam bidang  pendidikan, beberapa prinsip evaluasi dapat dilihat seperti berikut ini :

1.      Evaluasi harus masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang telah ditentukan

2.      Evaluasi sebaiknya dilaksanakan secara komprehensif

3.      Evaluasi diselenggarakan dalam proses yang kooperatif antara guru dan peserta didik

4.      Evaluasi dilaksanakan dalam  proses continu

5.      Evaluasi harus peduli dan mempertimbangkan  nilai-nilai yang berlaku.

Sedangkan menurut slameto (2001: 16). Evaluasi harus mempunyai minimal tujuh prinsip berikut:

1.      Terpadu

2.      Menganut cara belajar siswa aktif

3.      Continuitas

4.      Koherensi dengan tujuan

5.      Menyeluruh

6.      Membedakan (diskriminasi)

7.      Pedagogis

Supaya evaluasi dapat menilai apa seharusnya dinilai, menghasilkan data yang akurat, dan bermakna, maka dalam pelaksanaan harus menerapkan prinsip-prinsip umum yaitu valid, berkelanjutan, menyeluruh, bermakna, adil, terbuka, hasil praktis  dan berorientasi pada kompetensi.

Prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi yaitu triangulasi atau hubungan erat tiga komponen, yaitu:

1.      Tujuan pembelajaran

2.      Kegiatan pembelajaran UKM

3.      Evaluasi

Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, maka kegiatan evaluasi bertititk dari prinsip-prinsip, menurut khusnuridlo (2010), prinsip-prinsip evaluasi terdiri dari :

1.      Komprehensif

Evaluasi harus mencakup bidang sasaran yang luas atau menyeluruh baik aspek personalnya, materilnya, maupun aspek operasionalnya. Evaluasi tidak hanya ditunjukkan pada salah satu aspek saja. Misalnya , aspek persenonalnya, jangan hanya menilai guru saja, tetapi juga murid, karyawan dan kepala sekolahnya. Begitu pula untuk aspek material dan operasionalnya. Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh.

2.      Komperatif

Prinsip ini menyatakan bahwa dalam mengadakan evaluasi harus dilaksanakan secara bersama dengan semua orang. Sebagai contoh dalam mengevaluasi keberhasilan guru mengajar harus bekerjasama antara pengawas, kepala sekolah, guru itu sendiri, dan bahkan dengan murid. Dengan melibatkan semua pihak diharapkan dapat mencapai keobyektifan mengevaluasi.

3.      Kontinyu

Evaluasi hendaknya dilakukan secara terus menerus selama proses pelaksanaan progam. Evaluasi tidak hanya dilakukan terhadap hasil yang telah dicapai. Tetapi, sejak pembuatan rencana sampai tahap laporan.

4.      Obyektif

Melakukan evaluasi sesuai dengan kenyataan yang ada. Unbtuk mencapai keobyektifitas dalam evaluasi perlu adanya data dan fakta. Data-data inilah dapat diolah lalu dibuat kesimpulan. Makin lengkap data dan fakta yang dikumpulkan makin obyektiflah evaluasi yang dilakukan.

5.      Berdasarkan kriteria yang valid

Selain perlu adanya data dan fakta, juga perlu adanya kriteria-kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam evaluasi harus konsisten dengan tujuan yang telah dirumuskan.

6.      Fungsional

Evaluasi memiliki nilai guna baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegunaan langsungnya adalah dapatnya hasil evaluasi digunakan untuk perbaikan yang dievaluasi, sedangkan kegunaan tidak langsung adalah hasil evaluasi itu dimanfaatkan untuk penelitian atau keperluan lainnya.[8]

BAB III

PENUTUP

 

A.  KESIMPULAN

          Kedudukan evaluasi dalam belajar dan pembelajaran sungguh sangat penting, dan bahkan dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan keseluruhan proses belajar dan pembelajaran. Penting karena dengan evaluasi diketahui apakah belajar dan pembelajaran tersebut telah mencapai tujuan ataukah belum. Dengan evaluasi juga akan diketahui faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tersebut berhasil dan faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tidak atau belum berhasil.

          Tujuan utama dari evaluasi adalah meningkatkan kualitas pembelajaran maksud lainya adalah untuk mendapatkan laporan apakah siswa telah atau belum menguasai suatu kompetensi suatu dasar tertentu yang di persyaratkan dalam standar kompetensi lulusan.

          Prinsip tidak lain adalah pernyataan yang mengandung kebenaran. Hampir sebagian besar, jika dikatakan benar untuk semua kasus. Hal ini sesuai dengan pendapat cross yang mengatakan bahwa a priniple is a statement that holds in most if not all cases. Keberadaan prinsip bagi seorang guru mempunyai arti penting. Karena dengan memahami prinsip evaluasi dapat menjadi petunjuk atau keyakinan bagi dirinya atau guru lain guna merealisasi evaluasi dengan cara benar.

 

B. SARAN

            Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Arifin, Zainal. 2012.  Evaluasi Pembelajaran. Jakarta :

 

Obaid, Yahya. . Teknik Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kelas

 

Sudijono, Anas. 2007.  Pengantar Evaluasi Pendidikan.  Jakarta: Kharisma Putra Utama Offset

 

Sukardi. 2002.  Evaluasi Pendidikan. Cet. I; Jakarta Timur: Sinar Grafika Offset, 2002

 

http://cahyadinasep.blogspot.com/2013/03/kedudukan-evaluasi-pembelajaran-dalam.html diakses tanggal 13 September 2019 pukul 17:04

 

http:/lenterahatisapawi.blogspot.com/2017/04/evaluasi-pembelajaran-bahasa-arab.html?m=1 diakses tanggal 14 september 2019 pukul 09:30

http://waajibaty.blogspot.com/tujuan-fungsi-dan-prinsip-evaluasi.html?1 diakses pada tanggal 14 september 2019 pukul 21:31

 

https://www.academia.edu/35188559/pengertian-tujuan-fungsi-prinsip-dan-ruang-lingkup-evaluasi.docx diakses pada tanggal 15 sepetember 2019 pukul 18:20

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



[1] http:/lenterahatisapawi.blogspot.com/2017/04/evaluasi-pembelajaran-bahasa-arab.html?m=1 dikutip pada 14 september 2019

[2] http://cahyadinasep.blogspot.com/2013/03/kedudukan-evaluasi-pembelajaran-dalam.html diakses tanggal 13 September 2019 pukul 17:04

[3] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Cet. II; Jakarta: 2012), h.12

[4] Yahya Obaid, Teknik Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kelas

 

[5] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Kharisma Putra Utama Offset, 2007) h. 16

[6] http://waajibaty.blogspot.com/tujuan-fungsi-dan-prinsip-evaluasi.html?1 diakses pada tanggal 14 september 2019 pukul 21:31

[7] Sukardi, Evaluasi Pendidikan, (Cet. I; Jakarta Timur: Sinar Grafika Offset, 2002), h. 4

 

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Makalah ulumul qur'an

  BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Memahami al-Qur’an banyak kaitannya dengan variable-variabel yang harus dikuasai, baik kaita...