strategi pembelajaran bahasa arab

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Bahasa arab adalah bahasa yang digunakan secara luas. Bahasa arab merupakan bahasa utama yang digunakan oleh jutaan orang. Negara islam menganggap sebagai bahasa spiritual islam – salah satu bahasa tertua yang hidup di dunia, dan merupakan bahasa asli dari banyak bahasa, bahkan ada teori yang menyatakan bahwa “ bahasa arab merupakan asal dari bahasa-bahasa” dan mereka yang mengadopsi teori ini berlandaskan pada kenyataan bahwa orang arab dapat melafalkan suara apapun dalam bahasa manapun didunia dengan mudah, dilain pihak banyak orang-orang bukan-Arab yang kesulitan mengucapkan beberapa huruf arab yang tidak terdapat dalam bahasa asli mereka.

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah pembelajaran bahasa arab di tingkat menengah, sekaligus diharapkan untuk dapat menambah wawasan dan referensi bagi para mahasiswa maupun guru bahasa arab untuk memperluas wawasan dan cakrawala dalam bidang strudi strategi pembelajaran bahasa arab.

 

B.       Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian strategi pembelajaran ?

2.      Bagaimana strategi pembelajaran bahasa arab ?

 

C.      Tujuan

1.      Untuk mengetahui pengertian strategi pembelajaran

2.      Untuk mengetahui strategi pembelajaran bahasa arab

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pengertian Strategi Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan, stategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976). Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian diatas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/ kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai strategi tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan stategi adalah pencapaian tujuan. Dengan dmikian penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan belajar semua diarahkan dalam upaya pencapian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.[1]

Straregi pembelajaran hakikatnya terwujud dalam bentuk tindak strategis guru dalam mengaktualisasikan pembelajaran. Dimensi-dimensi tindakan tersebut tersebut meliputi dimenesi interaksi ,setting, media, sumber, dan lain-lain. Dimensi-dimensi yang dimaksud hakikatnya merupakan komponen dari tindakan strategis guru. Nilai strategis suatu strategis pembelajaran dapat diuji atas kesesuaiannya dengan karakteristik variable-variabel penentunya, seperti : (1) sesuai dengan tujuan yang akan dicapai (2) sesuai dengan karakteristik bahan pembelajaran (3) karakteristik guru (4) karakteristik siswa (5) karakteristik sarana dan prasarana yang tersedia.[2]

 

B.       Strategi Pembelajaran Bahasa Arab

Strategi pembelajaran Bahasa Arab merupakan suatu rencana atau konsep dalam pembelajaran yang didalamnya berupa pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Strategi sebagai dasar pembelajaran ini menurut Newman  dan Logan meliputi empat komponen utama, yaitu: (a) mengefektifkan tujuan pembelajaran, (b) menentukan kembali pendekatan pembelajaran, (c) menetapkan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal sampai akhir, (d) menetapkan ukuran keberhasilan. Dalam hal ini strategi pembelajaran yang digunakan untuk pembelajaran Bahasa Arab. Apabila seorang pendidik menerapkan strategi tertentu dalam belajar berbahasa tentu akan memperoleh kompetensi berbahasa yang tinggi.[3]

Sebagaimana dijelaskan oleh Acep Hermawan bahwa tujuan utama pembelajaran bahasa asing adalah pengembangan kemampuan pelajar dalam menggunakan bahasa itu baik lisan maupun tulis. Kemampuan menggunakan bahasa dalam dunia pengajaran bahasa disebut ketrampilan berbahasa (maharatul lughah). [4]

pembelajaran bahasa arab harus mencakup empat ketrampilan bahasa yaitu, istima’ , kalam, qira’ah, kitabah serta pembelajaran mufradat dan Nahwu.[5]

1.      Strategi pembelajaran istima’.

Diantara langkah – langkah pembelajaran istima’ adalah sebagai berikut :

a.       Membuka pelajaran istima’. Dalam pembukaan ini guru menyampaikan tentang pentingnya istima’ dan menjelaskan karakter materi yang akan disampaikan kepada siswa, serta membatasi tujuan yang hendak dicapai.

b.      Menyampaikan materi pelajaran memakai metode yang sesuai dengan tujuan.

c.       Memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami materi pelajaran yang didengar.

d.      Siswa mendiskusikan materi yang telah dibacakan/diperdengarkan.

e.       Siswa membuat ringkasan apa yang telah disampaikan oleh guru/diperdengar.

f.       Mengevaluasi pencapaian siswa dengan cara memberikan beberapa pertanyaan/soal secara mendalam.

2.      Strategi pembelajaran kalam.

Langkah – langkah yang bisa dilakukan guru dalam proses pembelajaran kalam adalah sebagai berikut :

1.        Bagi pembelajar mubtadi’(pemula).

a.       Guru mulai melatih bicara dengan memberi pertanyaan – pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa.

b.      Pada saat yang bersamaan siswa diminta untuk belajar mengucapkan kata, menyusun kalimat dan mengungkapkan pikiran.

c.       Guru menyuruh siswa menjawab latihan – latihan syafawiyyah, menghafalkan percakapan, atau menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan isi teks yang dibaca/dilihat/didengar siswa.

2.        Bagi pembelajar mutawassith (lanjutan).

a.       Belajar berbicara dengan bermain peran.

b.      Berdiskusi tentang tema tertentu.

c.       Bercerita tentang informasi yang didengar dari TV, radio,dan lain – lain.

3.        Bagi pembelajar mutaqaddim (tingkat atas).

a.       Guru memilihkan tema untuk berlatih kalam.

b.      Tema yang dipilih hendaknya menarik  berhubungan dengan kehidupan siswa.

c.       Tema harus jelas dan terbatas.

d.      Mempersilahkan siswa memilih dua tema atau lebih sampai akhirnya siswa bebas memilih tema yang dibicarakan tentang apa yang mereka ketahui.

Ada beberapa petunjuk umum tentang pembelajaran kalam antara lain :

a.       Latihan berbicara dan pemusatan perhatian.

b.      Siswa hendaknya dapat mengungkapkan kembali pengalaman – pengalamannya secara lisan.

c.       Temanya hendaknya sesuai dengan situasi dan kondisi siswa  agar mereka lebih termotivasi untuk belajar.

d.      Tidak memotong percakapan, sering memberikan pujian pada siswa dan sesering mungkin membetulkan kesalahan yang terjadi disaat proses pembelajaran berlangsung.

e.       Materi diberikan secara bertahap berjenjang.

Berikut ini contoh yang dapat dipraktekkan dalam pembelajaran kalam:

a.       Guru dapat memulai pembelajaran dengan menyebutkan nama – nama benda yang ada didalam ruang kelas dan meminta siswa menyebutkannya kembali, setelah itu materi dilanjutkan dengan merangkai kosa kata tersebut menjadi suatu seperti :

هدا قلم , أين كتاب؟

خد طلاسة ثم امسح السبورة ..

b.      Menggunakan gambar atau benda tertentu, kemudian guru membuat sejumlah pertanyaan – pertanyaan yang terkait dengan gambar tersebut dan siswa diminta untuk menjawabnya. Atau meminta siswa menjelaskan gambar – gambar tersebut.

 

3.      Strategi Pembelajaran Qira’ah.

Ketrampilan membaca adalah kemampuan mengenali dan memahami isi sesuatu yang tertulis(lambang – lambang yang tertulis) dengan melafalkan atau mencernanya didalam hati.[6]

Menurut imam makruf ada beberapa strategi dalam pembelajaran qira’ah, yaitu :

a.       Mengisi tabel kosong(Empty outline).

Tujuan dari strategi ini biasanya digunakan untuk melatih kemampuan siswa dalam menuangkan isi dari yang dibaca ke dalam bentuk tabel. Isi dari tabel tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan atau tujuan pembelajarannya. Misalnya dalam pelajaran qira’ah tujuannya adalah agar siswa dapat menemukan sejumlah kata benda (isim) dan kata kerja (fi’il) yang ada dalam bacaan. Untuk kebutuhan tersebut, maka tabel yang dibuat harus minimal terdiri atas dua kolom yang berisi deretan isim dan fi’il. Adapun jumlah barisnya tergantung dari jumlah kata maksimal yang dapat ditemukan atau jumlah minimal yang harus ditemukan dari bacaan tersebut.

b.      Menjodohkan kartu teks(Index card match).

Strategi ini biasanya digunakan untuk mengajarkan kata-kata atau kalimat dengan pasangannya. Misalnya kata dengan artinya, atau soal dengan jawabannya, dan sebagainya. Dalam pembelajaran qira’ah dapat juga diterapkan untuk melakukan evaluasi terhadap pemahaman siswa pada isi bacaan dengan membuat kartu-kartu soal dan jawabannya.

c.       Menganalisis(analysis)

Tujuan dari penggunaan strategi ini diantaranya adalah untuk melatih siswa dalam memahami isi bacaan dengan cara menemukan ide utama dan ide-ide pendukungnya. Proses penemuannya dapat dimulai secara individual kemudian dilakukan diskusi dalam kelompok sebelum akhirnya dipresentasikan. Strategi ini disamping melatih ketajaman analisis terhadap isi bacaan juga dapat melatih untuk menemukan alur pikir dari penulisnya.

 

4.      Strategi Pembelajaran Kitabah.

Kitabah seringkali disebut juga dengan insya’. Kedua istilah tersebut sama-sama digunakan untuk menunjukkan ketrampilan berbahasa dalam bentuk tulisan. Pembelajaran kitabah, sebagaimana ketrampilan yang lain juga memiliki tingkatan. Ketrampilan menulis yang paling mendasar adalah ketrampilan menuliskan huruf-huruf Arab baik secara terpisah maupun bersambung. Setelah kemampuan ini dikuasai, barulah dapat ditingkatkan pada kemampuan menyusun kalimat, menyusun paragrap, sampai akhirnya dapat membuat sebuah artikel, atau tulisan secara utuh. Dalam tulisan ini strategi pembelajaran kitabah lebih diarahkan pada siswa yang telah menguasai kaidah-kaidah menulis huruf Arab dan mengenal cukup banyak kosa kata bahasa Arab.

Keterampilan menulis dalam pelajaran bahasa arab secara garis besar terbagi dalam tiga kategori yang tak terpisahkan yaitu : Imla’, Khat, dan Insya. Beberapa strategi yang dapat digunakan antara lain;

1)      AL – IMLA’

a.       Imla’ Manqul.(imla’ menyalin)

Langkahnya yakni,Guru memberikan tulisan atau teks pada papan tulis, buku, atau kartu atau yang lainnya. Setelah itu guru memberi contoh membaca/melafalkan tulisan diikuti oleh para pelajar sampai lancer. Setelah itu didiskusikan makna/maksud yang terkandung dalam tulisan itu . setelah itu baru siswa menyalinnya dalam buku tulis. Imla’ ini cocok untuk diberikan kepada siswa pemula.

b.      Imla’ Mandhur.(Imla’ mengamati)

Siswa melihat tulisan dalam media tertentu yang diberikan oleh guru dengan cermat, setelah itu setelah itu siswa  memindahkan dalam buku tanpa melihat lagi tulisan tersebut.Dalam hal ini, siswa harus sedapat mungkin menyalin tulisan hasil penglihatan mereka sebelumnya.

c.       Imla’Istima’(Imla’ menyimak).

Guru membacakan kalimat atau teks tertentu kepada para siswa. Setelah itu para siswa diajak untuk mendiskusikan makna yang terkandung oleh kalimat atau teks tersebut, termasuk membicarakan kata – kata yang dianggap sulit. Setelah itu baru para pelajar menulis kalimat/teks yang dimaksud.

d.      Imla’ Ihtibary (Imla’ tes).

Imla’ ini bertujuan untuk mengukur kemampuan dan kemajuan para pelajar dalam imla’ yang telah mereka pelajari pada pertemuan – pertemuan sebelumnya. Maka sesuai dengan tujuannya, dalam imla’ ini siswa tidak lagi diarahkan oleh guru dalam kegiatan menulis, akan tetapi sebelum melakukan kegiatan ini hendaklah siswa melakukan latihan.

2)      KHAT.

Ada langkah – langkah sederhana  bagi pemula dalam belajar khat. Diharapkan dalam hal ini guru dapat menjelaskan sekaligus memberiakan contoh kepada para pelajar. Langkah – langkah tersebut adalah :

a.       Menjiplak, yaitu memindahkan tulisan yang sudah ada dengan menempelkan kertas yang transparan diatas tulisan yang sudah jadi, lalu tulisan itu diikuti dengan pena yang memiliki ukuran sama. Tahap ini dilakukan berulang – ulang sampai benar – benar tulisan itu dapat diikuti.

b.      Meniru, yaitu mencontoh tulisan yang sudah ada dengan memindahkannya ke atas alas tulisan lain, bukan dangan menjiplaknya. Tahap ini dilakukan berulang – ulang sampai benar benar menyerupai tulisan yang ditiru tersebut.

c.       Membuat sendiri. Yaitu menciptakan tulisan dengan bekal kemampuan yang sudah dilatih melalui jiplakan atau peniruan.

 

3)      INSYA’

a.       Al – Insya’ minash shuwaar.

Strategi ini berupaya untuk melatih siswa dalam menulis sebuah kalimat atau mengarang dengan mendasarkan pada sebuah gambar. Langkah-langkahnya adalah:

a)      Tampilkan sebuah gambar di depan kelas, misalnya sebuah gambar pemandangan, gambar perilaku keseharian dan sebagainya.

b)      Mintalah masing-masing siswa menyebutkan sebuah nama dengan bahasa Arab yang ada dalam gambar tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memperkaya mufradat.

c)      Mintalah masing-masing siswa untuk menuliskan sebuah kalimat dari kata-kata tersebut. Jika proses ini berjalan lancar barulah dapat dilanjutkan pada proses berikutnya (menulis cerita). Tetapi jika tahap ini belum berjalan dengan baik, sebaiknya jangan dulu melangkah ke bentuk cerita.

d)     Mintalah masing-masing siswa untuk menuliskan beberapa kalimat yang menceritakan tentang gambar tersebut.

e)      Mintalah masing-masing siswa untuk membacakan hasilnya

b.      Al – Insya’ Muwajjah.

Tujuan dari strategi ini adalah untuk memberikan latihan kepada siswa dalam membuat kalimat mulai dari kalimat yang paling sederhana (singkat). Proses penyusunan kalimat tersebut didasarkan pada penentuan kata-kata kunci dan mengembangkannya dalam bentuk kalimat. Langkah-langkahnya adalah :

a)      Tentukan satu kata kunci.

b)      Mintalah masing-masing siswa untuk membuat 2 kalimat dari kata tersebut.

c)      Mintalah masing-masing siswa untuk menggabungkan 2 kalimat tersebut tanpa merubah isinya. Penggabungan ini dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, misalnya dengan menggunakan huruf ‘athaf.

d)     Mintalah masing-masing siswa untuk menggabungkan 2 kalimat tersebut dengan merubah posisi/urutannya. Dalam tahap ini kalimat pertama dapat saja dicampur dengan kalimat kedua sehingga memberikan arti yang berbeda dari sebelumnya.

e)      Mintalah masing-masing siswa untuk menggabungkan 2 kalimat tersebut dengan menambahkan 1 atau 2 kata baru. Dalam tahap ini tidak menutup kemungkinan merubah arti dari kalimat tersebut.

f)       Mintalah masing-masing siswa untuk membuat 1 kalimat baru yang mendukung kalimat sebelumnya.

g)      Mintalah masing-masing siswa untuk membacakan hasilnya.

c.       Al – Insya Al Hurr.

Mengarang bebas adalah membuat kalimat atau paragraph tanpa pengarahan,contoh, kalimat yang tidak lengkap dan sebagainya. Dari sudut pandang guru , mengajar mengarang bebas  perlu memperhatikan hal – hal sebagai berikut :

a)      Topik ysng dipilih hendaknya disesuaikan dengan tingkat kebahasaan dan ruang lingkup kehidupannya.

b)      Sebelum dilakukan kegiatan mengarang hendaknya ditentukan apa tujuan tulisan ini , dan kepada siapa ditujukan.

c)      Untuk memudahkan uraian dalam karangan, sebaiknya ditentukan outline  karangan.

d)     Mewujudkan karangan diatas kertas, sebaiknya melalui langkah – langkah berikut : Mula – mula konsep dasar, kemudian konsep tersebut diperbaiki barangkali ada hal – hal yang salah, setelah itu ditulis rapi pada kertas karangan.

 

5.      Strategi Pembelajaran Mufrodat.

Pembelajaran mufrodat dalam pelajaran bahasa Arab di Madrasah biasanya berada di bagian awal bab. Proses pembelajaran mufrodat dapat dilaksanakan bersamaan dengan penyampaian materi lainnya, ataupun disempaikan sendiri. Apabila disampaikan sendiri, maka dapat digunakan beberapa alternatif strategi, yaitu:

1.      Puzzle

Langkah Strategi ini menggunakan pendekatan permainan sebagaimana layaknya teka-teki silang (TTS). Fokusnya adalah pada penguasaan kosa-kata sebanyak mungkin. Semakin banyak perbendaharaan kosa kata yang dimiliki siswa, memungkinkan sebakin banyak hasil yang diperolehnya. Langkah-langkahnya adalah:

a.       Buatlah tabel dengan huruf-huruf dengan kata kunci.

b.      Bagikan kertas berisi tabel tersebut kepada para siswa.

c.       Mintalah siswa untuk menemukan mufrodat sebanyak-banyaknya dari tabel tersebut (dapat mendatar, menurun, maupun diagonal dan sebaliknya)

d.      Mintalah masing-masing untuk menyampaikan hasilnya (presentasi)

e.       Berikan klarifikasi secara menyeluruh dari hasil para siswa tersebut. Contoh :

ت

د

ل

ب

ا

ن

م

ر

غ

ح

م

ث

ن

ر

د

ي

س

ص

ة

لا

خ

و

ب

ص

ل

 

2.      Scrible

Strategi ini hampir sama dengan puzzle, akan tetapi cara penggunaannya yang berbeda. Jika puzzle siswa diajak untuk mencari kosa-kata, maka pada scrible ini siswa diajak untuk menemukan kosa-kata baru yang dikembangkan dari huruf-huruf yang sudah ada sebelumnya. Langkah-langkahnya adalah:

a.       Bagikan kertas berisi tabel tersebut kepada para siswa.

b.      Mintalah siswa untuk membuat kosa-kata (mufrodat) baru dengan mengaitkan kosa-kata baru tersebut pada kosa kata yang sudah ada, sehingga salah satu atau beberapa hurufnya menggunakan huruf yang sudah ada.

c.       Mintalah masing-masing siswa untuk menyampaikan hasilnya (presentasi).

d.      Berikan klarifikasi secara menyeluruh dari hasil para siswa tersebut.

Contoh scrible adalah sebagai berikut:

أ

ن

م

ز

 

6.      Strategi Pembelajaran Tarkib.

Terdapat dua model pembelajaran nahwu yang dikenal dengan metode qiyasi dan istiqro’i. metode qiyasi ini diawali dengan menyajikan kaidah-kaidah dulu kemudian menyebutkan contoh-contoh’, sedangkan metode istiqroi merupakan kebalikan dari metode qiyasi, yakni pengajaran dimulai dengan menampilkan contoh-contoh kemudian disimpulkan menjadi kaidah-kaidah nahwu. Adapun strategi dan langkah pembelajaran nahwu sesuai dengan dua metode diatas dalam penerapannya secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:

ü  Penerapan metode qiyasi

1. Guru memulai pelajaran dengan mengutarakan tema tertentu.

2. Menjelaskan kaedah-kaidah nahwu

3. Meminta siswa untuk memahami dan menghafal kaidah-kaidah nahwu

4. Mengemukakan contoh-contoh yang berkaitan dengan kaidah

5. Memberikan kesimpulan pelajaran

6. Siswa diminta mengerjakan soal-soal latihan

ü  Penerapan metode istiqroi

1. Guru memulai pelajaran dengan menentukan topik tertentu

2. Menampilkan contoh-contoh kalimat yang berhubungan dengan tema

3. Siswa diminta untuk membaca contoh-contoh tersebut

4. Guru menjelaskan kaidah nahwu yang terdapat dalam contoh

5. Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang kaidah-kaidah nahwu

6. Siswa diminta untuk mengerjakan latihan-latihan

ü  Contoh metode istiqro’I:

الأشجار في البستان (contoh ini adalah contoh susunan mubtada’ khobar, guru menjelaskan contoh tersebut dan menyuruh siswa untuk memperhatikan isim yang ada di awal kalimat yang bergaris bawah tersebut, dan guru menjelaskan bahwa kalimat yang ada diawal kalimat tersebut adalah mubtada’, sedangkan kalimat yang setelahnya adalah khobar). [7]

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.      Kesimpulan

 

1.      Dalam dunia pendidikan, stategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976). Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesai untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu

2.      Strategi pembelajaran Bahasa Arab merupakan suatu rencana atau konsep dalam pembelajaran yang didalamnya berupa pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

 

B.       Kritik dan Saran

 

Makalah masih jauh dari kesempurnaan sebab isinya masih sangat sederhana dan disusun sesuai kemampuan penulis olehnya itu saran dan kritik yang bersifat membangun dan baik dari para pembaca kami sangat mengharapkannya untuk kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.

 



[1] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008)  Ed. 1 Cet.4 h.126

[2] Dine Rahman.  Strategi Pembelajaran Guru Bahasa Arab Dalam Membangkitkan Minat Belajar Siswa Kelas VIII Di MTsN Sumberagung Jetis Bantul. Skripsi Sarjana (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga, 2009. h. 9

[3] Laili Saadah, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Kelas XI Bahasa 2 Di MA Negeri 2 Kudus Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi Sarjana ( Tidak Diterbitkan). Semarang: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, 2011. h. 35

[4] Acep Hermawan, Metodologi pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung : PT.Remaja Rosda Karya, 2011). h. 129

[5] Wa Muna, Metodologi pembelajaran Bahasa Arab(teori dan Aplikasi),(Yogyakarta :  Penerbit Teras, 2011). h. 117-121

[6] Acep Hermawan, Metodologi pembelajaran Bahasa Arab. h. 143

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Makalah ulumul qur'an

  BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Memahami al-Qur’an banyak kaitannya dengan variable-variabel yang harus dikuasai, baik kaita...