BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa arab adalah bahasa yang digunakan secara luas. Bahasa arab
merupakan bahasa utama yang digunakan oleh jutaan orang. Negara islam
menganggap sebagai bahasa spiritual islam – salah satu bahasa tertua yang hidup
di dunia, dan merupakan bahasa asli dari banyak bahasa, bahkan ada teori yang
menyatakan bahwa “ bahasa arab merupakan asal dari bahasa-bahasa” dan mereka
yang mengadopsi teori ini berlandaskan pada kenyataan bahwa orang arab dapat
melafalkan suara apapun dalam bahasa manapun didunia dengan mudah, dilain pihak
banyak orang-orang bukan-Arab yang kesulitan mengucapkan beberapa huruf arab
yang tidak terdapat dalam bahasa asli mereka.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah pembelajaran
bahasa arab di tingkat menengah, sekaligus diharapkan untuk dapat menambah
wawasan dan referensi bagi para mahasiswa maupun guru bahasa arab untuk
memperluas wawasan dan cakrawala dalam bidang strudi strategi pembelajaran
bahasa arab.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian strategi pembelajaran ?
2.
Bagaimana strategi pembelajaran bahasa arab ?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian strategi pembelajaran
2.
Untuk mengetahui strategi pembelajaran bahasa arab
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Strategi Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan, stategi diartikan sebagai a plan,
method, or series of activities designed to achieves a particular educational
goal (J. R. David, 1976). Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat
diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian diatas. Pertama,
strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/ kekuatan dalam
pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses
penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi
disusun untuk mencapai strategi tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan
penyusunan stategi adalah pencapaian tujuan. Dengan dmikian penyusunan
langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan belajar semua
diarahkan dalam upaya pencapian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan
strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya,
sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.[1]
Straregi pembelajaran hakikatnya terwujud dalam bentuk tindak
strategis guru dalam mengaktualisasikan pembelajaran. Dimensi-dimensi tindakan
tersebut tersebut meliputi dimenesi interaksi ,setting, media, sumber, dan
lain-lain. Dimensi-dimensi yang dimaksud hakikatnya merupakan komponen dari
tindakan strategis guru. Nilai strategis suatu strategis pembelajaran dapat
diuji atas kesesuaiannya dengan karakteristik variable-variabel penentunya,
seperti : (1) sesuai dengan tujuan yang akan dicapai (2) sesuai dengan
karakteristik bahan pembelajaran (3) karakteristik guru (4) karakteristik siswa
(5) karakteristik sarana dan prasarana yang tersedia.[2]
B.
Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
Strategi pembelajaran Bahasa Arab merupakan suatu
rencana atau konsep dalam pembelajaran yang didalamnya berupa pendekatan,
metode, dan teknik yang digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Strategi sebagai dasar pembelajaran ini menurut Newman dan Logan meliputi empat komponen utama,
yaitu: (a) mengefektifkan tujuan pembelajaran, (b) menentukan kembali
pendekatan pembelajaran, (c) menetapkan langkah-langkah yang ditempuh sejak
awal sampai akhir, (d) menetapkan ukuran keberhasilan. Dalam hal ini strategi
pembelajaran yang digunakan untuk pembelajaran Bahasa Arab. Apabila seorang
pendidik menerapkan strategi tertentu dalam belajar berbahasa tentu akan
memperoleh kompetensi berbahasa yang tinggi.[3]
Sebagaimana dijelaskan oleh Acep Hermawan bahwa
tujuan utama pembelajaran bahasa asing adalah pengembangan kemampuan pelajar
dalam menggunakan bahasa itu baik lisan maupun tulis. Kemampuan menggunakan
bahasa dalam dunia pengajaran bahasa disebut ketrampilan berbahasa (maharatul
lughah). [4]
pembelajaran bahasa arab harus mencakup empat
ketrampilan bahasa yaitu, istima’ , kalam, qira’ah, kitabah serta
pembelajaran mufradat dan Nahwu.[5]
1. Strategi pembelajaran istima’.
Diantara langkah – langkah pembelajaran istima’ adalah sebagai berikut :
a. Membuka pelajaran istima’. Dalam pembukaan ini guru menyampaikan tentang
pentingnya istima’ dan menjelaskan karakter materi yang akan disampaikan kepada
siswa, serta membatasi tujuan yang hendak dicapai.
b. Menyampaikan materi pelajaran memakai metode yang sesuai dengan tujuan.
c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami materi pelajaran yang
didengar.
d. Siswa mendiskusikan materi yang telah dibacakan/diperdengarkan.
e. Siswa membuat ringkasan apa yang telah disampaikan oleh guru/diperdengar.
f. Mengevaluasi pencapaian siswa dengan cara memberikan beberapa
pertanyaan/soal secara mendalam.
2. Strategi pembelajaran kalam.
Langkah – langkah yang bisa dilakukan guru dalam proses pembelajaran
kalam adalah sebagai berikut :
1.
Bagi pembelajar mubtadi’(pemula).
a. Guru mulai melatih bicara dengan memberi pertanyaan – pertanyaan yang
harus dijawab oleh siswa.
b. Pada saat yang bersamaan siswa diminta untuk belajar mengucapkan kata,
menyusun kalimat dan mengungkapkan pikiran.
c. Guru menyuruh siswa menjawab latihan – latihan syafawiyyah, menghafalkan
percakapan, atau menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan isi teks yang
dibaca/dilihat/didengar siswa.
2.
Bagi pembelajar mutawassith (lanjutan).
a. Belajar berbicara dengan bermain peran.
b. Berdiskusi tentang tema tertentu.
c. Bercerita tentang informasi yang didengar dari TV, radio,dan lain –
lain.
3.
Bagi pembelajar mutaqaddim (tingkat atas).
a. Guru memilihkan tema untuk berlatih kalam.
b. Tema yang dipilih hendaknya menarik
berhubungan dengan kehidupan siswa.
c. Tema harus jelas dan terbatas.
d. Mempersilahkan siswa memilih dua tema atau lebih sampai akhirnya siswa
bebas memilih tema yang dibicarakan tentang apa yang mereka ketahui.
Ada beberapa petunjuk umum tentang pembelajaran kalam antara lain :
a. Latihan berbicara dan pemusatan perhatian.
b. Siswa hendaknya dapat mengungkapkan kembali pengalaman – pengalamannya
secara lisan.
c. Temanya hendaknya sesuai dengan situasi dan kondisi siswa agar mereka lebih termotivasi untuk belajar.
d. Tidak memotong percakapan, sering memberikan pujian pada siswa dan
sesering mungkin membetulkan kesalahan yang terjadi disaat proses pembelajaran
berlangsung.
e. Materi diberikan secara bertahap berjenjang.
Berikut ini contoh yang dapat dipraktekkan dalam pembelajaran kalam:
a. Guru dapat memulai pembelajaran dengan menyebutkan nama – nama benda
yang ada didalam ruang kelas dan meminta siswa menyebutkannya kembali, setelah
itu materi dilanjutkan dengan merangkai kosa kata tersebut menjadi suatu
seperti :
هدا قلم , أين كتاب؟
خد طلاسة ثم امسح السبورة ..
b.
Menggunakan gambar atau benda
tertentu, kemudian guru membuat sejumlah pertanyaan – pertanyaan yang terkait
dengan gambar tersebut dan siswa diminta untuk menjawabnya. Atau meminta siswa
menjelaskan gambar – gambar tersebut.
3.
Strategi Pembelajaran
Qira’ah.
Ketrampilan membaca adalah kemampuan mengenali dan
memahami isi sesuatu yang tertulis(lambang – lambang yang tertulis) dengan
melafalkan atau mencernanya didalam hati.[6]
Menurut imam makruf ada beberapa strategi dalam
pembelajaran qira’ah, yaitu :
a.
Mengisi tabel kosong(Empty
outline).
Tujuan dari strategi
ini biasanya digunakan untuk melatih kemampuan siswa dalam menuangkan isi dari
yang dibaca ke dalam bentuk tabel. Isi dari tabel tersebut dapat disesuaikan
dengan kebutuhan atau tujuan pembelajarannya. Misalnya dalam pelajaran qira’ah
tujuannya adalah agar siswa dapat menemukan sejumlah kata benda (isim) dan kata
kerja (fi’il) yang ada dalam bacaan. Untuk kebutuhan tersebut, maka tabel yang
dibuat harus minimal terdiri atas dua kolom yang berisi deretan isim dan fi’il.
Adapun jumlah barisnya tergantung dari jumlah kata maksimal yang dapat
ditemukan atau jumlah minimal yang harus ditemukan dari bacaan tersebut.
b.
Menjodohkan kartu teks(Index card
match).
Strategi ini biasanya
digunakan untuk mengajarkan kata-kata atau kalimat dengan pasangannya. Misalnya
kata dengan artinya, atau soal dengan jawabannya, dan sebagainya. Dalam
pembelajaran qira’ah dapat juga diterapkan untuk melakukan evaluasi terhadap
pemahaman siswa pada isi bacaan dengan membuat kartu-kartu soal dan jawabannya.
c.
Menganalisis(analysis)
Tujuan dari penggunaan strategi ini diantaranya adalah untuk melatih
siswa dalam memahami isi bacaan dengan cara menemukan ide utama dan ide-ide
pendukungnya. Proses penemuannya dapat dimulai secara individual kemudian
dilakukan diskusi dalam kelompok sebelum akhirnya dipresentasikan. Strategi ini
disamping melatih ketajaman analisis terhadap isi bacaan juga dapat melatih
untuk menemukan alur pikir dari penulisnya.
4. Strategi Pembelajaran Kitabah.
Kitabah seringkali disebut
juga dengan insya’. Kedua istilah tersebut sama-sama digunakan untuk
menunjukkan ketrampilan berbahasa dalam bentuk tulisan. Pembelajaran kitabah,
sebagaimana ketrampilan yang lain juga memiliki tingkatan. Ketrampilan menulis
yang paling mendasar adalah ketrampilan menuliskan huruf-huruf Arab baik secara
terpisah maupun bersambung. Setelah kemampuan ini dikuasai, barulah dapat
ditingkatkan pada kemampuan menyusun kalimat, menyusun paragrap, sampai
akhirnya dapat membuat sebuah artikel, atau tulisan secara utuh. Dalam tulisan
ini strategi pembelajaran kitabah lebih diarahkan pada siswa yang telah
menguasai kaidah-kaidah menulis huruf Arab dan mengenal cukup banyak kosa kata
bahasa Arab.
Keterampilan menulis dalam
pelajaran bahasa arab secara garis besar terbagi dalam tiga kategori yang tak
terpisahkan yaitu : Imla’, Khat, dan Insya. Beberapa strategi yang dapat digunakan
antara lain;
1)
AL – IMLA’
a. Imla’ Manqul.(imla’ menyalin)
Langkahnya yakni,Guru memberikan tulisan
atau teks pada papan tulis, buku, atau kartu atau yang lainnya. Setelah itu
guru memberi contoh membaca/melafalkan tulisan diikuti oleh para pelajar sampai
lancer. Setelah itu didiskusikan makna/maksud yang terkandung dalam tulisan itu
. setelah itu baru siswa menyalinnya dalam buku tulis. Imla’ ini cocok untuk
diberikan kepada siswa pemula.
b. Imla’ Mandhur.(Imla’ mengamati)
Siswa melihat tulisan dalam media tertentu
yang diberikan oleh guru dengan cermat, setelah itu setelah itu siswa memindahkan dalam buku tanpa melihat lagi
tulisan tersebut.Dalam hal ini, siswa harus sedapat mungkin menyalin tulisan
hasil penglihatan mereka sebelumnya.
c. Imla’Istima’(Imla’ menyimak).
Guru membacakan kalimat atau teks tertentu
kepada para siswa. Setelah itu para siswa diajak untuk mendiskusikan makna yang
terkandung oleh kalimat atau teks tersebut, termasuk membicarakan kata – kata
yang dianggap sulit. Setelah itu baru para pelajar menulis kalimat/teks yang
dimaksud.
d. Imla’ Ihtibary (Imla’ tes).
Imla’ ini bertujuan untuk mengukur
kemampuan dan kemajuan para pelajar dalam imla’ yang telah mereka pelajari pada
pertemuan – pertemuan sebelumnya. Maka sesuai dengan tujuannya, dalam imla’ ini
siswa tidak lagi diarahkan oleh guru dalam kegiatan menulis, akan tetapi
sebelum melakukan kegiatan ini hendaklah siswa melakukan latihan.
2) KHAT.
Ada langkah – langkah sederhana bagi pemula dalam belajar khat. Diharapkan
dalam hal ini guru dapat menjelaskan sekaligus memberiakan contoh kepada para
pelajar. Langkah – langkah tersebut adalah :
a. Menjiplak, yaitu memindahkan tulisan yang sudah ada dengan menempelkan
kertas yang transparan diatas tulisan yang sudah jadi, lalu tulisan itu diikuti
dengan pena yang memiliki ukuran sama. Tahap ini dilakukan berulang – ulang
sampai benar – benar tulisan itu dapat diikuti.
b. Meniru, yaitu mencontoh tulisan yang sudah ada dengan memindahkannya ke
atas alas tulisan lain, bukan dangan menjiplaknya. Tahap ini dilakukan berulang
– ulang sampai benar benar menyerupai tulisan yang ditiru tersebut.
c. Membuat sendiri. Yaitu menciptakan tulisan dengan bekal kemampuan yang
sudah dilatih melalui jiplakan atau peniruan.
3) INSYA’
a. Al – Insya’ minash shuwaar.
Strategi ini berupaya untuk melatih siswa
dalam menulis sebuah kalimat atau mengarang dengan mendasarkan pada sebuah
gambar. Langkah-langkahnya adalah:
a) Tampilkan sebuah gambar di depan kelas, misalnya sebuah gambar
pemandangan, gambar perilaku keseharian dan sebagainya.
b) Mintalah masing-masing siswa menyebutkan sebuah nama dengan bahasa Arab
yang ada dalam gambar tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memperkaya mufradat.
c) Mintalah masing-masing siswa untuk menuliskan sebuah kalimat dari
kata-kata tersebut. Jika proses ini berjalan lancar barulah dapat dilanjutkan
pada proses berikutnya (menulis cerita). Tetapi jika tahap ini belum berjalan
dengan baik, sebaiknya jangan dulu melangkah ke bentuk cerita.
d) Mintalah masing-masing siswa untuk menuliskan beberapa kalimat yang
menceritakan tentang gambar tersebut.
e) Mintalah masing-masing siswa untuk membacakan hasilnya
b. Al – Insya’ Muwajjah.
Tujuan dari strategi ini adalah untuk
memberikan latihan kepada siswa dalam membuat kalimat mulai dari kalimat yang
paling sederhana (singkat). Proses penyusunan kalimat tersebut didasarkan pada
penentuan kata-kata kunci dan mengembangkannya dalam bentuk kalimat.
Langkah-langkahnya adalah :
a) Tentukan satu kata kunci.
b) Mintalah masing-masing siswa untuk membuat 2 kalimat dari kata tersebut.
c) Mintalah masing-masing siswa untuk menggabungkan 2 kalimat tersebut
tanpa merubah isinya. Penggabungan ini dapat dilakukan dalam beberapa bentuk,
misalnya dengan menggunakan huruf ‘athaf.
d) Mintalah masing-masing siswa untuk menggabungkan 2 kalimat tersebut
dengan merubah posisi/urutannya. Dalam tahap ini kalimat pertama dapat saja
dicampur dengan kalimat kedua sehingga memberikan arti yang berbeda dari sebelumnya.
e) Mintalah masing-masing siswa untuk menggabungkan 2 kalimat tersebut
dengan menambahkan 1 atau 2 kata baru. Dalam tahap ini tidak menutup
kemungkinan merubah arti dari kalimat tersebut.
f) Mintalah masing-masing siswa untuk membuat 1 kalimat baru yang mendukung
kalimat sebelumnya.
g) Mintalah masing-masing siswa untuk membacakan hasilnya.
c. Al – Insya Al Hurr.
Mengarang bebas adalah membuat kalimat
atau paragraph tanpa pengarahan,contoh, kalimat yang tidak lengkap dan
sebagainya. Dari sudut pandang guru , mengajar mengarang bebas perlu memperhatikan hal – hal sebagai berikut
:
a) Topik ysng dipilih
hendaknya disesuaikan dengan tingkat kebahasaan dan ruang lingkup kehidupannya.
b) Sebelum dilakukan
kegiatan mengarang hendaknya ditentukan apa tujuan tulisan ini , dan kepada
siapa ditujukan.
c) Untuk memudahkan
uraian dalam karangan, sebaiknya ditentukan outline karangan.
d) Mewujudkan karangan
diatas kertas, sebaiknya melalui langkah – langkah berikut : Mula – mula konsep
dasar, kemudian konsep tersebut diperbaiki barangkali ada hal – hal yang salah,
setelah itu ditulis rapi pada kertas karangan.
5.
Strategi
Pembelajaran Mufrodat.
Pembelajaran mufrodat dalam pelajaran bahasa Arab di Madrasah biasanya
berada di bagian awal bab. Proses pembelajaran mufrodat dapat dilaksanakan
bersamaan dengan penyampaian materi lainnya, ataupun disempaikan sendiri. Apabila disampaikan
sendiri, maka dapat digunakan beberapa alternatif strategi, yaitu:
1. Puzzle
Langkah Strategi ini menggunakan pendekatan permainan
sebagaimana layaknya teka-teki silang (TTS). Fokusnya adalah pada penguasaan
kosa-kata sebanyak mungkin. Semakin banyak perbendaharaan kosa kata yang
dimiliki siswa, memungkinkan sebakin banyak hasil yang diperolehnya. Langkah-langkahnya
adalah:
a.
Buatlah tabel
dengan huruf-huruf dengan kata kunci.
b.
Bagikan kertas
berisi tabel tersebut kepada para siswa.
c.
Mintalah siswa
untuk menemukan mufrodat sebanyak-banyaknya dari tabel tersebut (dapat
mendatar, menurun, maupun diagonal dan sebaliknya)
d.
Mintalah
masing-masing untuk menyampaikan hasilnya (presentasi)
e.
Berikan klarifikasi
secara menyeluruh dari hasil para siswa tersebut. Contoh :
ت |
د |
ل |
ب |
ا |
ن |
م |
ر |
غ |
ح |
م |
ث |
ن |
ر |
د |
ي |
س |
ص |
ة |
لا |
خ |
و |
ب |
ص |
ل |
2.
Scrible
Strategi ini hampir sama dengan puzzle, akan tetapi cara penggunaannya
yang berbeda. Jika puzzle siswa diajak untuk mencari kosa-kata, maka pada
scrible ini siswa diajak untuk menemukan kosa-kata baru yang dikembangkan dari
huruf-huruf yang sudah ada sebelumnya. Langkah-langkahnya
adalah:
a.
Bagikan kertas
berisi tabel tersebut kepada para siswa.
b.
Mintalah siswa
untuk membuat kosa-kata (mufrodat) baru dengan mengaitkan kosa-kata baru
tersebut pada kosa kata yang sudah ada, sehingga salah satu atau beberapa
hurufnya menggunakan huruf yang sudah ada.
c.
Mintalah
masing-masing siswa untuk menyampaikan hasilnya (presentasi).
d.
Berikan klarifikasi
secara menyeluruh dari hasil para siswa tersebut.
Contoh scrible adalah sebagai berikut:
أ |
||||
ن |
م |
ز |
||
6.
Strategi Pembelajaran
Tarkib.
Terdapat dua model pembelajaran nahwu yang dikenal dengan
metode qiyasi dan istiqro’i. metode qiyasi ini diawali dengan menyajikan
kaidah-kaidah dulu kemudian menyebutkan contoh-contoh’, sedangkan metode
istiqroi merupakan kebalikan dari metode qiyasi, yakni pengajaran dimulai
dengan menampilkan contoh-contoh kemudian disimpulkan menjadi kaidah-kaidah
nahwu. Adapun strategi dan langkah pembelajaran nahwu sesuai dengan dua metode
diatas dalam penerapannya secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:
ü Penerapan metode
qiyasi
1. Guru memulai pelajaran dengan mengutarakan tema
tertentu.
2. Menjelaskan kaedah-kaidah nahwu
3. Meminta siswa untuk memahami dan menghafal
kaidah-kaidah nahwu
4. Mengemukakan contoh-contoh yang berkaitan dengan kaidah
5. Memberikan kesimpulan pelajaran
6. Siswa diminta mengerjakan soal-soal latihan
ü Penerapan metode istiqroi
1. Guru memulai pelajaran dengan menentukan topik tertentu
2. Menampilkan contoh-contoh kalimat yang berhubungan dengan tema
3. Siswa diminta untuk membaca contoh-contoh tersebut
4. Guru menjelaskan kaidah nahwu yang terdapat dalam contoh
5. Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang kaidah-kaidah nahwu
6. Siswa diminta untuk mengerjakan latihan-latihan
ü Contoh metode istiqro’I:
الأشجار في البستان (contoh ini adalah contoh susunan mubtada’ khobar, guru
menjelaskan contoh tersebut dan menyuruh siswa untuk memperhatikan isim yang
ada di awal kalimat yang bergaris bawah tersebut, dan guru menjelaskan bahwa
kalimat yang ada diawal kalimat tersebut adalah mubtada’, sedangkan kalimat
yang setelahnya adalah khobar). [7]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam dunia
pendidikan, stategi diartikan sebagai a plan, method, or series of
activities designed to achieves a particular educational goal (J. R. David,
1976). Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesai untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu
2. Strategi
pembelajaran Bahasa Arab merupakan suatu rencana atau konsep dalam pembelajaran
yang didalamnya berupa pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan dalam
proses kegiatan belajar mengajar.
B. Kritik dan Saran
Makalah masih
jauh dari kesempurnaan sebab isinya masih sangat sederhana dan disusun sesuai
kemampuan penulis olehnya itu saran dan kritik yang bersifat membangun dan baik
dari para pembaca kami sangat mengharapkannya untuk kesempurnaan penyusunan
makalah selanjutnya.
[1] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008)
Ed. 1 Cet.4 h.126
[2]
Dine Rahman. Strategi Pembelajaran
Guru Bahasa Arab Dalam Membangkitkan Minat Belajar Siswa Kelas VIII Di MTsN Sumberagung
Jetis Bantul. Skripsi Sarjana (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas
Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga, 2009. h. 9
[3]
Laili Saadah, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa
Kelas XI Bahasa 2 Di MA Negeri 2 Kudus Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi Sarjana ( Tidak Diterbitkan). Semarang: Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, 2011. h. 35
[4] Acep Hermawan, Metodologi pembelajaran Bahasa
Arab, (Bandung : PT.Remaja Rosda Karya,
2011). h. 129
[5] Wa Muna, Metodologi pembelajaran Bahasa
Arab(teori dan Aplikasi),(Yogyakarta : Penerbit Teras, 2011). h. 117-121
[6] Acep Hermawan, Metodologi pembelajaran Bahasa
Arab. h. 143
[7]http://imamsolo.blogspot.com/2008/12/strategi-pembelajaran-bahasa-arab-aktif.html (Diakses pada 05 April 2019 Pukul 15.03 WITA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar