FAWATIH
AL-SUWAR
Dosen Pengampuh
: Dr.
Fatirawahidah M.Ag
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi
Salah SatuTugas Mata Kuliah Ulumul Qur’an, Prodi
Pendidikan Bahasa Arab
Semester IV Kelas B
Oleh :
·
RANA GHAIDA SARI /
17010102043
·
AHMAD SAIFUDDIN
/ 17010102050
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim…
Dengan
menyebut nama Allah SWT Yang Maha
Pengasih Lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadiratNYA,
yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Fawatih Al-Suwar. Tak lupa shalawat
beserta salam kami haturkan kepada junjungan kita nabi besar, nabi agung, nabi
Muhammad SAW.
Kami selaku penulis menyadari bahwa Makalah ini
sungguh masih jauh dari kesempurnaan
maka dari itu kami meminta krtik dan saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak . Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini kami selaku penulis memohon maaf yang sebesar- besarnya karena kami juga masih dalam proses pembelajaran.
Dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang membantu
dalam pembuatan makalah sederhana ini, dan juga di haturkan banyak terima kasih
kepda Dosen Pengampuh Matakuliah Ulumul Qur’an, Ibu Dr. Fatirawahidah
M.Ag, yang telah membimbing dalam penyusunan Makalah sederhana ini, dan Juga
para pembaca yang telah membaca makalah ini, Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin AllahummaAmiin.
Kendari,16
Mei 2019
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................
i
Daftar
Isi..................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar
Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan
Masalah....................................................................................1
C.
Tujuan......................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Pengertian Fawatih
Al-Suwar......................................................................2
B. Macam-Macam Fawatih
Al-Suwar ……......................................................3
BAB III PENUTUP..................................................................................................8
A.
Kesimpulan..............................................................................................8
B. Saran.........................................................................................................8
C.
Daftrar
Pustaka.........................................................................................8
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pembahasan mengenai fawatih al-suwar sampai sekarang ini masih menjadi
perbincangan yang unik, menarik dan tak kunjung selesai sehinga disadari atau
tidak terkadang telah membawa kita pada pemusatan dan penyempitan makna dari
fawati al-suwar. Fawatih al-suwar seringkali dipahami hanya terbatas pada
huruf-huruf muqatta’ah saja, padahal terdapat jenis fawatih al-suwar lainnya.
Fenomena adanya huruf-huruf muqatta’ah ini ternyata menyimpan daya tarik
tersendiri bagi beberapa kalangan untuk mengkajinya, meski hasil kajian mereka
tidak serta merta menjawab seluruh misteri yang terkandung di balik huruf-huruf
tersebut. Satu alasan mendasar yang diajukan oleh para ilmuwan yang menaruh
minat tinggi untuk mengungkapkan misteri huruf muqatta’ah ini, yaitu mereka
meyakini bahwa al-Qur’an diturunkan tidak lain untuk dikaji manusia. Sehingga
dari kajian itulah diperoleh petunjuk, baik petunjuk keimanan, keilmuan, dan
petunjuk-petnjuk lainnya, sebagaimana hal ini menjadi fungsi utama dari
al-Qur’an.[1]
Respon para pemikir Islam terhadap fawatih al-suwar terbagi pada dua
kelompok: Pertama, jika makna yang dimaksud tidak dapat dipahami secara pasti,
maka itu semata-mata rahasia Tuhan yang tidak ditampakkannya pada manusia. Hal
itu menyangkut hikmah Tuhan yang sangat dalam. Dalam pandangan kelompok pertama
ini meyakini bahwa huruf-huruf potong ini berasal dari Allah, walaupun mereka
tidak memahami maknanya. Para ulama yang mengambil sikap seperti ini umumnya
mereka memandang bahwa huruf-huruf yang ada di permulaan surat tidak membentuk
suatu pengertian, hanya merupakan huruf tahajji dan disebut juga initial letter
satau huruf huruf misterius, yang tidak dapat dijelaskan secara pasti,
merupakan ayat-ayat mutasyabihat. Kedua, bahwa huruf-huruf terpotong ini mempunyai
makna yang dapat dipahami. mereka berpendirian bahwa al-Qur’an adalah kitab
suci yang mengandung hidayah (petunjuk) sehingga harus dapat diketahui
maknanya.[2]
B. RUMUSAN
MASALAH
1) Bagaimana pengertian Fawatih Al-Suwar?
2) Bagaimana macam-macam Fawatih Al-Suwar?
B.
TUJUAN
1) Untuk mengetahui tentang pengertian Fawatih Al-Suwar
2) Untuk memberikan informasi tentang Bagaimana macam-macam Fawatih Al-Suwar
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Fawatih Al-Suwar
Istilah
“fawatih” adalah jamak dari kata “fatih” yang secara lughawi berarti pembuka
sedangkan “suwar” adalah jamak dari kata “surah” sebagai sebutan dari
sekumpulan ayat-ayat alquran yang di beri nama tertentu. Jadi “Fawatih
Al-Suwar” berarti pembukaan-pembukaan surah, karena posisinya berada diawal surah-surah dalam
alquran. Di antara pembuka itu ada yang berbentuk huruf terpisah (Al-muqatha’at
), kata, maupun kalimat. Semua bentuk ini memberi kesan tertentu yang hanya
bisa dipahami oleh mereka yang memahami tafsir Al-Qur’an.[3]
Jadi,
fawatih as-suwar berarti beberapa
pembuka dari surah-surah Al-Qur’an atau beberapa macam awalan dari surah-surah Al-Qur’an. Sebab,
seluruh surah Al-Qur’an yang berjumlah 114 buah itu dibuka dengan 10 pembukaan,
dan tidak ada satu surah pun yang keluar dari 10 pembukaan itu. Dan tiap-tiap
macam pembukaan itu mempunyai rahasia/hikmah sendiri-sendiri. Diantara
pembukaan itu ada yang berbentuk al-muqatha’ah, kata, maupun kalimat.
Istilah fawatih
al-suwar sering dijumbuhkan orang dengan al-hurufull muqatha’ah.
Diantaranya adalah Dr. Shubhi
Ash-Shalih dalam kitabnya Mabahits Fi ‘Ulumil Qur’an. Karena itu, perlu
ditegaskan bahwa fawatih as-suwar itu berbeda dengan hurufull
muqatha’ah yang hanya mempunyai salah satu macam dari fawatih
as-suwar yang ada 10 macam itu.[4]
Manna‟
Khalil Al Qhatthan dalam kitabnya Mabahits fi ulumil Qur‟an mengidentikan
fawatihus suwar dengan huruf-huruf yang terpisah (Al ahruful muqotho‟ah). Yakni
huruf potong yang posisinya berada pada permulaan surat Al-Qur‟an. Lanjut
Manna‟ berdasar makna harfiah ini, maka secara istilah fawatih as-suwar berarti
“suatu ilmu yang mengkaji tentang huruf-huruf, kata atau kalimat permulaan
surah-surah AlQu’an”. Berdasar pendapat di atas dapat dipahami bahwa fawatih
as-suwar adalah pembukaan atau permulaan surah surah dalam Al-Qur‟an karena
posisinya yang mengawali perjalanan teks-teks pada suatu surat Al-Qur‟an.[5]
B.
Macam-Macam Fawatih Al-Suwar
Menurut Imam Al-Qasthalani dalam kitabnya Lathaiful Iayarati,
fawatihush suwar dibedakan menjadi 10 macam, yaitu:
1.
Pembukaan dengan pujian
kepada Allah SWT (Al-Istiftaahu Bits Tsanaa’i)
a.
Menetapkan sifat-sifat terpuji (Al-Itsbaabu Sifaatil
Maddhi) dengan menggunakan:
a)
hamdalah, yang terdapat pada 5
surah, yaitu:
·
Surah Al-Fatihah dengan lafal “ الْعَالَمِيْنَ رَبِّ أَلْحَمْدُلِلَهِ “
·
Surah Al-An’am dengan lafal “ أَلْحَمْدُلِلّهِ
الَّذِيْ خَلَقَ السَّموَاتِ وَالأَرْضَ“
·
Surah Al-Kahfi dengan lafal “ أَلحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتبَ”
·
Surah Saba’ dengan lafal “أَلْحَمْدُلِلّهِ
الَّذِيْ لَهُ مَافِى السَّموَاتِ وَالأَرْضِ“
·
Surah Fathir dengan lafal “ أَلحَمْدُلَلّه
الَّذِيْ فَاطِرِالسَّموَاتِ والْأَرْضَ “
b)
tabaaraka, yang terdapat dalam 2
surah, yaitu:
·
Surah Al-Furqan dengan lafal ” تَبَارَكَ
الَّذيْ نَزَّلَ الْفُرْقأنَ عَلَى عَبْدِهِ”
·
Surah Al-Mulk dengan lafal” تَبَارَكَ
الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُ “
b.
Mensucikan Allah SWT dari sifat-sifat negatif (Tanziihu
‘An Shifatin Nuqshaan) dengan menggunakan lafadz tasbih yang terdapat dalam 7 surah, yaitu:
a)
Surah Al-Isra’ dengan lafal
سُبْحنَ الَّذِيْ اَسْرى
بِعَبْدِهِ لَيْلًا
“ maha suci Allah yang
telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam”.
b)
Surah Al-A’la dengan lafal
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلىَ
“ sucikanlah nama Tuhanmu yang paling tinggi”.
c)
Surah Al-Hadid dengan lafal
سَبَّحَ لِلهِ مَافِى السَّموَاتِ وَالأَرْضِ
“ semua yang ada dilangit dan yang ada dibumi bertasbih pada Allah (
menyatakan kebesaran Allah”.
d)
Surah Al-Hasyr dengan
lafal
سَبَّحَ لِلهِ مافِى
السَّموَاتِ وَمَا فِى الأَرْضِ
“ telah bertasbih kepada Allah apa yang ada dilangit dan apa yang ada di
bumi”.
e)
Surah Al-Shaff dengan lafal
سَبَّحَ لِلهِ مَا فِى
السَّموَاتِ وَمَا فِى اًلأَرْضِ
“ telah bertasbih kepada
Allah apa saja yang ada dilangit dan apa saja yang ada dibumi”.
f)
Surah Al-Jum’ah dengan lafal
3
يُسَبِّحُ لِلهِ ما فِى
السَّموَاتِ وَمَا فِى الأَرْضِ
“ telah bertasbih kepada
Allah apa saja yang ada dilangit dan apa saja yang ada dibumi”.
g)
Surah Al-Taghabun dengan lafal
سَبِّحُ لِلهِ ما فِى
السَّمواتِ وَما فِى الأَرْضِ
“ telah bertasbih kepada
Allah apa saja yang ada dilangit dan apa saja yang ada dibumi”.
2.
Pembukaan dengan
huruf-huruf yang terputus-purus (Istiftaahu Bil
Huruufi Al-Muqaththa’ati).
ini terdapat dalam 29 surah dengan memakai 14 huruf
dengan tanpa diulang, yakni: hamzah, ha’, ro’, sin, shod, tho’, ‘ain,
qaf, kaf, lam, mim, nun, ha’, ya’. Pembukaan dengan
huruf-huruf tersebut dalam pembukaan surah-surah Al-Qur’an disusun dalam 14
rangkaian, terdiri dari 5 kelompok, yaitu:
a. Terdiri atas satu
huruf, terdapat pada 3 tempat; Shad (surah Shad), Qaf(surah
Qaf), dan Nun (surah Al-Qalam).
b. Terdiri atas dua huruf,
terdapat pada sembilan tempat; حم (Q.S. Al Mu’min, Q.S. As Sajdah, Q.S. Az Zuhruf, Q.S. Ad
Duhkan, Q.S. Al Jatsiyah, dan Q.S. Al Ahqaf); طه (Q.S. Thaha); طس (Q.S. An Naml); dan يس(Q.S. Yaasin).
c. Terdiri atas tiga huruf,
terdapat pada tiga belas tempat; الم (Q.S. Al Baqoroh, Q.S. Ali Imron, Q.S. Ar Rum, Q.S.
Lukman, dan Q.S. Sajdah); الر(Q.S. Yunus, Q.S. Hud, Q.S. Ibrahim, Q.S. Yusuf, dan Q.S. Al
Hijr); danطسم (Q.S. Al Qoshosh dan Q.S.
As Syu’ara).
d. Terdiri atas empat huruf,
terdapat pada dua tempat; yakni المر (Q.S. Ar Ra’du) dan المص (Q.S. Al A’raf).
e.
Terdapat atas lima huruf, terdapat pada dua tempat; كهيعص (Q.S. Maryam) dan حم عسق (Q.S. As Syu’ra).
3.
Pembukaan dengan Nida’/panggilan
(Al-Istiftaahu Bin Nidaa’)
a.
Nida untuk Nabi يا أيها النبي, yang terdapat dalam Q.S. Al Ahzab, At Tahrim dan At
Thalaq. ياأيها المزمل dalam Q.S. al Muzammil dan ياأيها المدثر dalam Q.S. Al Mudatsir.
b.
Nida untuk kaum mukminin dengan lafadz ياأيها الذين امنوا terdapat dalam Q.S. Al Maidah, Q.S. Al Mumtahanah dan Al
Hujurat.
c.
Nida untuk umat manusia ياأيها الناس terdapat dalam Q.S. An Nisa dan Q.S. Al Hajj.
4.
Pembukaan dengan Jumlah
Khabariyah (Al-Istiftaahu Bil Jumalil Khabariyyati).
Jumlah khabariyah dalam pembukaan surat ada dua macam, yaitu :
a.
Jumlah Ismiyyah, terdapat 11 surat, yaitu:
·
Surah At-Taubah dengan lafal ” بَرَاءَةٌمِنَ
اللّهِ وَرَسُوَلِهِ “
·
Surah An-Nur dengan lafal ” سُوْرَةٌ
اَنْزَلْنهَا وَفَرَضْنهَا “
·
Surah Az-Zumar dengan lafal ” تَنْزِيْلُ
الكِتبِ مِنَ اللّهِ العَزِيْزِالحَكيْمِ “
4
·
Surah Muhammad dengan lafal ” الَّذِيْنَ
كَفَرُوَا وَصَدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللّهِ “
·
Surah Al-Fath dengan lafal ” إِنَّافَتَحْنَالَكَ فَتْحًا مُبِيْنًا “
·
Surah Ar-Rahman dengan lafal ” اَلرَّحْمنُ
عَلَّمَ الٌقُرْانَ “
·
Surah Al-Haqqah dengan lafal ” الْحَآقَّةُ
مَاالحَآقَّةُ “
·
Surah Nuh dengan lafal ” إِنَّااَرْسَلْنَانُوْحًاإِلَى
قَوْمِهِ “
·
Surah Al-Qadr dengan lafal ” إِنَّااَنْزَلْنهُ
فِى لَيْلَةِالقَدْرِ “
·
Surah Al-Qaqi’ah dengan lafal ” أَالْقَارِعَةُ مَاالْقَارِعَةُ “
·
Surah Al-Kautsar dengan lafal” إِنآَاَعْطَيْنَاكَ
الكَوْثَرَ “
b.
Jumlah Fi’liyyah, terdapat dalam 12 surat, yaitu :
·
Surah Al-Anfal dengan lafal ” يَسْئَلُوْنَكَ
عَنِ الأَنْفالِ “
·
Surah An-Nahl dengan lafal ” أَتَى
أَمْرُاللّهِ فَلَاتَسْتَعجِلُوْهُ “
·
Surah Al-Anbiya’ dengan lafal ” إِقْتَرَبَ
لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ “
·
Surah Al-Mu’minun dengan lafal ” قَدْاَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ “
·
Surah Al-Qamar dengan lafal ” إِقْتَرَبَتِ
السَّاعَةُوَانْشَقَّ القَمَرُ “
·
Surah Al-Mujadilah dengan lafal ” قَدْسَمِعَ اللّهُ قَوْلَ الَّتِى تُجَادِلُكَ “
·
Surah Al-Ma’arij dengan lafal ” سَأَلَ
سَآئِلٌ بِعَذَابٍ وَاقِعٍ “
·
Surah Al-Qiyamah dengan lafal ” لَآأُقْسِمُ
بِيَوْمِ القِيَامَةِ “
·
Surah Al-Balad dengan lafal ” لَآأُقْسِمُ
بِهذَالْبَلَدِ “
·
Surah Abas dengan lafal ” عَبَسَ
وَتَوَلَّى “
·
Surah Al-Bayyinah dengan lafal ” لَمْ يَكُنِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْامِنْ أَهْلِ الكِتبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ
مُنْفَكِّيْنَ “
·
Surah At-Takatsur dengan lafal ” اَلْهكُمُ الـتَّكَاثُرُ ”
5.
Pembukaan dengan sumpah/qasam (Al-Istiftaahu
Bil Qasami)
Terdapat dalam 15 surah, yaitu:
a.
Sumpah dengan benda-benda angkasa,
terdapat dalam 8 surah yaitu:
·
Surah Ash-Shaaffat dengan lafal ” وَالصَّفّتِ صَفَّا “
·
Surah An-Najm dengan lafal ” وَالنَّجْمِ
إِذَا هَوَى “
·
Surah Al-Mursalaat dengan lafal ” وَالْمُرْسَلتِ عُرْقًا “
·
Surah An-Nazi’at dengan lafal “وَالنَّزِعتِ
غَرْقًا “
·
Surah Al-Buruj dengan lafal ” وَالسَّمَاءِذَاتِ
البُرُوْجِ “
·
Surah Ath-Thariq dengan lafal ” وَالسَّمَاءِوَالطَّارِقِ
“
·
Surah Al-Fajr dengan lafal ” وَالَفَجْرِوَلَيَالٍ
عَشْرٍ “
·
Surah Asy-Syams dengan lafal ” وَالشَّمْسِ
وَضُحهَا “
b.
Sumpah dengan benda-benda bawah,
terdapat dalam 4 surah yaitu:
·
Surah Adz-Dzariyat dengan lafal ” وَالذَّارِيتِ ذَرْوًا “
·
Surah Ath-Thur dengan lafal ” وَالطُّوْرِوَكِتبٍ
مَسْطُزْرٍ “
5
·
Surah At-Tin dengan lafal ” وَالتِّيْنِ
وَالزَّيْتُوْنِ “
·
Surah Al-‘Adiyat dengan lafal ” وَالْعدِيتِ
ضَبْحًا “
c.
Sumpah dengan waktu, terdapat dalam 3
surah yaitu:
·
Surah Al-Lail dengan lafal ” وَالَّيْلِ
أِذَايَغْشَى “
·
Surah Adh-Dhuha dengan lafal ” وَالضُّحَى
“
·
Surah Al-‘Ashr dengan lafal ” وَالْعَصْرِ
“
6.
Pembukaan dengan syarat (Al-Istiftaahu
Bis-Syarthi)
Syarat-syarat yang dipakai Allah sebagai pembukaan surah-surah
Al-Qur’an ada 2 macam dan digunakan dalam 7 surah, sebagai berikut:
a.
Syarat yang masuk pada jumlah ismiyah, dipakai diawal 3
surah diantaranya:
·
Surah At-Takwir dengan lafal ” إِذَالشَّمْسُ
كُوِّرَتْ “
·
Surah Al-Infithar dengan lafal ” إِذَالشّمآءٌفَطَرَتْ “
·
Surah Al-Insyiqaq dengan lafal ” إْذَالسَّمآءٌانْشَقَّتْ “
b.
Syarat yang masuk pada jumlah fi’liyah, dipakai diawal 4
surah, diantaranya:
·
Surah Al-Waqi’ah dengan lafal ” إِذَا
وَقَعَتِ الوَاقِعَةِ “
·
Surah Al-Munafiqun dengan lafal ” إِذَا جَاءَكَالمُنفِقُرْنَ “
·
Surah Az-Zalzalah dengan lafal ” إِذَازُلْزِلَتِ الأَرْضُ زُلْزَالَهَا “
·
Surah An-Nashr dengan lafal ” إِذَاجَاءَنَصْرُاللّهِ
وَالْفَتْحِ “
7.
Pembukaan dengan fi’il
amar (Al-Istiftaahu Bil Amri)
Ada 6 fi’il amar yang dipakai untuk membuka surah-surah
al-Qur’an, yang terdiri dari 2 lafal dan digunakan untuk membuka 6 surah-surah
sebagai berikut:
a.
Dengan fi’il Amar إِقْرَأْ yang hanya untuk membuka
satu surah yaitu Surah Al-‘Alaq.
b.
Dengan fi’il amar قُلْ, yang digunakan dalam 5
surah sebagai berikut:
·
Surah Al-Jinn dengan lafal ” قُلْ
أُوْحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌمِنَ الجِنِّ “
·
Surah Al-Kafirun dengan lafal”قُلْ
يآأَيُّهَاالكفِرُوْنَ ”
·
Surah Al-Ikhlash dengan lafal ” قُلْ
هُوَاللّهُ أَحَدٌ “
·
Surah Al-Falaq dengan lafal ” قُلْ
أَعُوْذُبِرَبِّ الفَلَقِ “
·
Surah An-Nas dengan lafal ” قُلْأَعُوْذُبِرَبِّ
النَّاسِ “
8.
Pembukaan dengan
pertanyaan (Al-Istiftaahu Bil Istifhaami)
a.
Pertanyaan positif (Al-Istifhaamu
Al-Muhiibiyyu), yaitu bentuk pertanyaan yang dengan kalimat positif
yang tidak ada alat negatifnya. Terdapat dalam 4 surah yaitu:
·
Surah Ad-Dahru, dengan lafal:
” هَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِيْنٌ مِنَ
الدَّهْرِ
”
“ bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa”.
6
·
Surah An-Naba’, dengan lafal:
” عَمَّ يَتَسآءَلُوْنَ. عَنِالنَّبَإِالعَظِيْمِ
”
“ tentang apakah mereka
saling bertanya-tanya. Tentang berita yang besar”.
·
Surah Al-Ghasyiyyah, dengan lafal:
” هَلْ أَتكَ حَدَيْثُ مُوْسَى ”
“ sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan”.
·
Surah Al-Ma’un, dengan lafal:
” أَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِ
”
“ tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama”.
b.
Pertanyaan negatif, yaitu pertanyaan yang dalam kalimat
negatif. Diantaranya:
·
Surah al-Insyirah dengan lafal ” أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرْكَ “
·
Surah Al-Fiil dengan lafal ” أَلَمْ
تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحبِ الفِيْلِ “
9.
Pembukaan dengan kutukan (Al-Istiftaahu Bi masabbah)
a.
Kutukan yang berbentuk kata benda (Ad-Du’aaul Ismiyyu)ada di 2 surat
yaitu:
·
Surah Al-Muthaffifin, dengan lafal:
“وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِّيْنَ
”
“ kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang”.
·
Surah Al-Humazah, dengan lafal:
” وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَ ةٌ
“
“ kecelakaan bagi setiap pengumpat lagi pencela
b.
Kutukan yang berbentuk kata kerja (Ad-Du’aaul Fi’liyu) membuka
satu surah saja yaitu surah Al-Lahab ” تَبَّــتْ
يَدَاأَبِى لَهَبٍ وَتَبَّ “
10.
Pembukaan dengan alasan (Al-Istiftaahu
Bit-Ta’lili)
Hanya terdapat dalam surah Al-Quraisy, dengan lafal:
” لإِيْلفِ قُرَيْشٍ
”
“karena kebiasaan
orang-orang Quraisy”[6]
·
Dari macam
macam fawatihussuwar, dikelompokkan berdasarkan maknanya.
·
Biasanya
fawatihussuwar menjadi intisari dari apa yang akan disampaikan setelahnya
(kesan pertama sangat menentukan).
·
Jumlah
khabariyah : kalimat yang mengandung benar dan dusta
·
Jumlah
insyaiyyah : kalimat yang tidak mengandung benar dan dusta
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Istilah “fawatih” adalah jamak dari kata “fatih” yang secara
lughawi berarti pembuka sedangkan “suwar” adalah jamak dari kata “surah”
sebagai sebutan dari sekumpulan ayat-ayat alquran yang di beri nama tertentu.
Jadi “Fawatih Al-Suwar” berarti pembukaan-pembukaan surah, karena posisinya berada diawal surah-surah dalam
alquran.
Menurut Imam Al-Qasthalani dalam kitabnya Lathaiful Iayarati,
fawatihush suwar dibedakan menjadi 10 macam, yaitu:
·
Pembukaan dengan pujian kepada Allah SWT (Al-Istiftaahu
Bits Tsanaa’i)
·
Pembukaan dengan huruf-huruf
·
Pembukaan dengan Nida’/panggilan (Al-Istiftaahu
Bin Nidaa’)
·
Pembukaan dengan sumpah/qasam (Al-Istiftaahu
Bil Qasami)
·
Pembukaan dengan syarat (Al-Istiftaahu Bis-Syarthi)
·
Pembukaan dengan fi’il amar (Al-Istiftaahu
Bil Amri)
·
Pembukaan dengan pertanyaan (Al-Istiftaahu Bil
Istifhaami)
·
Pembukaan dengan do’a (Al-Istiftaahu Bid Du’aai)
·
Pembukaan dengan alasan (Al-Istiftaahu Bit-Ta’lili)
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di
atas.
C. DAFTAR
PUSTAKA
Hermawan, Acep . (2016). 'Ulumul Quran.
Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Shofaussamawati. 2015. Konsep
FawaTih al-suwar imam al-maragi dalam
tafsir al-maragi. 9(2) : 266
Efendi,
Amin. 2014. nilai pendidikan dalam fawatih as-suwar. 11(2) : 239
http://myrealblo.blogspot.com/2015/11/ulumul-quran-fawatih-as-suwar.html
diakses tanggal 16 mei pukul 20:44
[1] Shofaussamawati, “Konsep FawaTih al-suwar imam al-maragi dalam tafsir al-maragi” Vol.
9, No.2, Desember 2015 hal.266
[2] Shofaussamawati, “Konsep FawaTih al-suwar imam al-maragi dalam tafsir al-maragi” Vol.
9, No.2, Desember 2015 hal.267
1
[3] Acep Hermawan, Ulumul Quran,
Bandung, 2016, hal.118
[4] http://myrealblo.blogspot.com/2015/11/ulumul-quran-fawatih-as-suwar.html
diakses tanggal 16 mei pukul 20:44
[5] Amin Efendi, “nilai
pendidikan dalam fawatih as-suwar”, Jurnal Tarbawiyah Vol. 11 N0. 2 2014 hal. 239
2
[6] http://myrealblo.blogspot.com/2015/11/ulumul-quran-fawatih-as-suwar.html diakses tanggal 16 mei
pukul 20:44
7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar